Los Angeles (ANTARA News) - Sebagai kelanjutan film dramanya belum lama ini, "World Trade Center", pembuat film Oliver Stones merencanakan akan menggarap film tentang invasi pimpinan AS ke Afganistan, Paramout Pictures menyatakan Senin. Film tersebut sebagian diangkat dari "Jawbreaker", sebuah buku yang menyoroti serangan pimpinan AS atas kubu pertahanan Al-Qaeda di kawasan Tora Bora, Afghanistan, dan perburuan Osama bin Laden, kata jurubicara Paramount, yang akan membuat film itu bersama Stone, kepada Reuters. Stone dan paramount, yang merilis "World Trade Center" pada Agustus lalu, membeli hak untuk membawa "Jawbreaker" ke layar perak pada bulan lalu, katanya, seraya mengkonfirmasikan sebuah laporan yang ditulis koran perdagangan Hollywood, Daily Variety. Paramount merupakan anak perusahaan Viacom Inc. Sutradara peraih Piala Oscar itu mengemukakan kepada Variety kesepakatan dengan penulis buku tetap dirahasiakan hingga kini guna mencegah "World Trade Center" terperangkap dalam kontroversi yang menyelimuti memoar itu, yang menyatakan militer AS melepas kesempatan untuk menangkap bin Laden. "World Trade Center" berusaha keras menghindari aroma politik dengan memusatkan ceritanya pada dua polisi heroik yang diperankan Nicolas Cage dan Michael Pena. Kedua polisi terperangkap di bawah reruntuhan gedung menara Kembar World Trade Center setelah para pembajak mengarahkan pesawat bajakan ka arah bangunan pencakar langit itu. Stone menyebut film itu sebagai "film yang sedikit mengandung unsur politik yang pernah digarapnya." Dan ia bersikeras tujuannya pada "Jawbreaker" sama, yakni meciptakan drama yang menarik dan menghibur, bukan polemik." Namun begitu, pokok persoalan tersebut akan mengundang perdebatan mengenai sikap pemerintah Bush dalam perang melawan teror, terutama sekali jika film itu dirilis pada 2008 sebelum berlangsungnya pemilihan presiden mendatang. Tanggal produksi bagi film itu belum ditetapkan, demikian pula soal para bintang yang akan mendukung film ini. Tak tahu pasti? Buku itu ditulis oleh Gary Bernstein, seorang agen CIA yang memimpin apa yang disebut sebagai unit paramiliter "Jawbreaker" yang membantu menggulingkan rejim Taliban di Afghanistan. Di antara penegasannya yang lebih kontroversial adalah bin Laden berada di Tora Bora dalam serangan pimpinan AS di kawasan itu pada 2001, namun berhasil meloloskan diri. Ceritanya bertentangan dengan penyataan Presiden George W. Bush di depan umum dan jenderal AD pensiunan Tommy Franks, mantan panglima pasukan AS di Irak dan Afghanistan, bahwa para pejabat AS tak pernah tahu pasti bila bin Laden berada di Tora Bora. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006