Oslo (ANTARA News) - Sejumlah negara Afrika dan Asia telah membuat kemajuan dalam memerangi korupsi dalam industri pertambangan dan minyak, para delegasi yang menghadiri konferensi internasional di Oslo menyatakan, Selasa. "Para peserta menyambut hangat berbagai kemajuan yang telah dibuat oleh beberapa negara ....untuk meningkatkan transparansi dalam manajemen pendapatan di sektor pertambangan dan perminyakan," yang disepakati oleh 500 delegasi pada konferensi Extractive Industries Transparency Initiative (EITI) ketiga. Mereka terutama memuji Gabon, Guinea, Republik Kyrgyz, Nigeria dan Azerbaijan, di mana mereka dinilai menjadi negara pertama yang memenuhi kriteria transparansi EITI. EITI beranggotakan 20 negara, 14 di antaranya di Afrika, serta berbagai perusahaan tambang dan minyak dan perwakilan-perwakilan dari masyarakat sipil. EITI dimaksudkan untuk memerangi korupsi dengan mendorong negara dan perusahaan untuk mengumumkan kepada publik transaksi mereka, demikian laporan AFP. Para delegasi yang menghadiri konferensi dua hari di Oslo, termasuk Presiden Bank Dunia Paul Wolfowitz, juga menyambut kemajuan yang dicapai akhir-akhir ini di Cameroon, Ghana, Kazakhstan dan juga Mauritania. EITI dibentuk 4 tahun lalu oleh Perdana Menteri Inggris Tony Blair. Konferensi tersebut mengadopsi serangkaian rekomendasi guna meningkatkan transparansi, termasuk menindaklanjuti praktek-praktek pemerintah . Menurut perkiraan Bank Dunia, beban korupsi mencapai 1.000 miliar dolar per tahun. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006