Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat (AS), George W. Bush diperkirakan akan mendorong rencana untuk meningkatkan serpihan prakarsa perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik pada konferensi tingkat tinggi (KTT) tahunan APEC di Vietnam bulan depan. Langkah tersebut merupakan bagian dari perbaikan yang dikampanyekan Bush untuk forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), yang terdiri dari 21 negara maju dan berkembang di kawasan tersebut, kata pejabat senior Departemen Perdagangan AS. "Kita tidak bisa mengabaikan FTA (kesepakatan perdagangan bebas). Mereka di sini menunggu. Jadi, permasalahan sebenarnya adalah bagaimana kita membuat mereka lebih baik dan faktor=faktor apa yang perlu kita pertimbangkan," kata Michael Michalak, wakil AS di APEC. Saat ini ada lebih dari 100 kesepakatan perdagangan bebas dan kesepakatan perdagangan kawasan yang sedang berjalan atau sedang diusulkan oleh negara-negara APEC, seperti AS, China, Jepang, Rusia, Cile dan negara-negara utama Asia Tenggara. Sejumlah prakarsa perdagangan bebas di kawasan itu dituduh mengubah perdagangan daripada menciptakan perdagangan. Mereka dikatakan selektif dalam cakupan produk dan memiliki peraturan yang sangat rumit, tidak bersatu dengan sistem perdagangan global. Dengan memperhatikan bahwa forum APEC telah menyelenggarakan diskusi yang luas mengenai subyek itu selama bertahun-tahun, Michalak mengatakan, "kami ingin membawanya ke level lain, dalam kaitan menuju ke depan." Ia tidak mengelaborasi tentang prakarsa AS yang diusulkan itu. "Presiden telah mengatakan pada masa lalu bahwa APEC merupakan institusi ekonomi multilateral utama di kawasan Asia Pasifik dan jadi kami berharap bahwa kami akan memiliki kemajuan dalam sejumlah prakarsa perbaikan yang solid," katanya, seperti dilaporkan AFP. Prakarsa perdagangan bebas, katanya, merupakan bagian rencana perbaikan yang lebih luas yang memfokuskan pada agenda keamanan, investasi dan perdagangan APEC. Sementara AS mengunjingkan kampanye yang sulit guna mendapatkan konsensus global terhadap pembukaan pasar secara global dalam perundingan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), negara itu juga melirik kesepakatan perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik sebagai jaminan jika pembicaraan perdagangan dunia gagal. Sejumlah ekonom Amerika mendesak administrasi Bush untuk mendorong kesepakatan perdagangan bebas APEC yang diperluas, dengan memasukkan "mangkuk mi" FTA dan lebih penting lagi untuk menyiapkan "rencana B" kawasan jika Doha gagal. Ketika perekonomian APEC berjumlah lebih dari setengah perekonomian dunia dan hampir setengah dari perdagangan dunia, mereka yakin hasil FTA APEC akan menjadi lebih ambisius dibanding Doha, yang berada pada upaya terbaik pengurangan dalam rintangan pasar. "Doha tetap prioritas nomor satu kami namun seperti kami katakan pada masa lalu, pasti agenda perdagangan Amerika memiliki komponen bilateral, kawasan dan global untuk itu," kata Michalak. "Dan kami sedang mengamati dengan cermat pada komponen kawasan saat ini dan kami berharap bahwa presiden akan memiliki kata-kata yang bagus untuk mengatakan tentang itu, maju ke depan," katanya. AS rupanya juga perihatin bahwa menjamurnya perjanjian perdagangan bebas di kawasan, khususnya di Asia, dapat menjadi hambatan untuk itu karena Cina berebut untuk menempa kesepakatan dengan negara-negara yang "booming". Lebih komprehensif Washington secara terbuka menyatakan bahwa perjanjian perdagangan bebasnya lebih menyeluruh dibandingkan dengan yang dilakukan China. Di Asia Tenggara misalnya, AS sedang berjuang untuk menempa kesepatan perdagangan bebas dengan negara-negara yang meliputi wilayah yang luas seperti produk manufaktur dan pertanian, jasa, hak milik intelektual, pembelian pemerintah, lingkungan dan tenaga kerja. FTA China dengan Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) memusatkan hanya pada barang, meski jasa juga dirundingkan. Di antara negara-negara APEC, Amerika Serikat memiliki FTA dengan Kanada, Meksiko, Singapura, Chile dan Australia. Perjanjian telah dicapai dengan Peru dan sedang menunggu persetujuan Kongres, sementara pembicaraan sedang berlangsung dengan Korea Selatan, Malaysia dan Thailand. Anggota APEC terdiri atas Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, China, Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Singapura, Rusia, Taiwan, Thailand, AS dan Vietnam.

COPYRIGHT © ANTARA 2006