Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menko Kesra Alwi Shihab meminta rekan-rekannya yang saat ini masih menjabat sebagai menteri di Kabinet Indonesia Bersatu untuk tidak gusar jika sewaktu-waktu mendapat kabar buruk "dicopot" dari jabatannya. "Jangan gusar. Reshuffle kabinet itu merupakan kewenangan Presiden, semua sudah dipikirkan secara matang oleh presiden," kata Alwi yang sekarang menjabat Utusan Khusus Presiden untuk Urusan Timur Tengah, usai bertemu Wapres Jusuf Kalla di Kantor Wapres Jakarta, Kamis. Tahun lalu, Alwi Shihab yang saat itu menjabat Menko Kesra bersama beberapa rekannya seperti Jusuf Anwar (saat itu Menkeu) dan Andung Nitimihardja (saat itu Menteri Perindustrian) termasuk dalam jajaran para menteri yang diganti oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kedua rekan Alwi Shihab tersebut, pada Rabu (18/10) dilantik menjadi duta besar. Jusuf Anwar menjadi dubes untuk Jepang dan Federasi Micronesia, sedagkan Andung Nitimihardja menjadi dubes untuk Meksiko, Honduras, Kosta Rika, Nikaragua dan Guatemala. Alwi yang lahir di Rappang, Sulsel, 19 Augustus 1946 itu mengaku saat ini lebih menikmati tugasnya sebagai utusan khusus presiden jika dibandingkan dengan jabatan Menko Kesra yang disandangnya dulu. "Bagi saya, sebagai hikmahnya (di-reshuffle) adalah sekarang ini jauh lebih enjoy. Ternyata sekarang kan tugas Menko Kesra cukup berat, antara lain karena persoalan lumpur panas Sidoarjo," katanya. Bahkan, katanya sambil bergurau, ada banyak menteri yang merasa iri terhadap tugasnya sekarang. "Kalau Pak Alwi cukup melapor saja ke Presiden jika pergi ke luar negeri, tetapi kita harus minta izin dulu," kata Alwi seraya menirukan salah seorang rekan di kabinet. Ketika ditanya apakah dirinya merasa khawatir akan diganti lagi dari jabatannya sekarang, Alwi mengaku tidak khawatir karena orang yang ditunjuk menjadi utusan khusus cukup langka. "Kontraknya kan lima tahun," katanya sambil tertawa.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006