Arbil, Irak (ANTARA News) - Pasukan Kurdi merebut dua kota kecil dari anggota Negara Islam (IS) di Irak Utara pada Minggu (10/8), sementara militer AS terus melancarkan serangan udara terhadap sasaran kelompok fanatik tersebut, demikian laporan media setempat.

"Pasukan Peshmerga (Kurdi) dan tim kontra-terorisme melalui kerja sama dengan Partai Pekerja Kurdistan merebut kendali penuh atas Kabupaten Makhmour," kata media lokal Kurdi, yang mengutip seorang komandan anti-teror Kurdi.

Tentara Peshmerga juga merebut kekuasaan atas Gwer, sekitar 40 kilometer di sebelah baratdaya Arbil, ibu kota wilayah Kurdi Irak, setelah mereka mengalahkan gerilyawan IS pada Minggu pagi, kata laporan tersebut, sebagaimana diberitakan Xinhua.

Gwer dan Makhmour telah direbut oleh gerilyawan IS awal pekan lalu, sehingga menimbulkan ancaman kuat terhadap ibu kota wilayah Kurdi itu.

Militer AS pada Sabtu (9/8) terus melancarkan empat serangan udara terhadap gerilyawan fanatik tersebut, yang dulu dikenal dengan Negara Islam di Irak dan Levant (ISIL), di Irak Utara, kata Departemen Luar Negeri AS melalui akun Twitter resminya.

Serangan pertama, yang dilancarkan oleh pasukan campuran AS dan pesawat yang dikendalikan dari jauh, menghancurkan satu kendaraan lapis baja pengangkut personel (APC) milik IS yang menembaki warga sipil Yazidi yang terjebak di Gunung Sinjar.

Pesawat AS melancarkan dua serangan lagi yang menghancurkan dua APC milik IS dan satu truk yang dilengkapi senjata di dekatnya, kata Komando Pusat AS. Ditambahkannya, pesawat AS menghancurkan satu lagi APC milik IS di daerah Sinjar dalam serangan keempat.

Presiden AS Barack Obama pada Sabtu pagi mengatakan serangan udara terarah di Irak dapat dilanjutkan selama beberapa waktu, tapi menolak memberi jadwal khusus. Ia berkata, "Saya kira kita takkan bisa menyelesaikan masalah ini dalam beberapa pekan."

Obama memperingatkan aksi baru yang bertujuan mewujudkan keamanan di Irak memerlukan perubahan politik dan militer dan "akan menjadi proyek jangka panjang".

Namun, ia menjelaskan pemerintahnya takkan mengirim tentara darat kembali ke Irak.

Irak telah dirongrong kerusuhan selama bertahun-tahun sejak pendudukan pimpinan AS atas negeri tersebut, tapi situasi telah memburuk secara dramatis dengan rembesan kerusuhan dari konflik yang berkecamuk di negara tetangganya, Suriah.

IS --yang memiliki hubungan dengan Al Qaida dan milisi regional bersenjata di Suriah, telah merebut wilayah di Irak, terutama di daerah Sunni.

Dalam beberapa hari belakangan, anggota IS menyerbu beberapa kota kecil di bagian utara Irak dalam gerak maju ke beberapa bagian negeri tersebut.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2014