Jakarta (ANTARA News) - Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan (KPP) saat ini sedang giat melakukan sosialisasi pemakaian bahan bakar briket batubara sebagai pilihan pengganti bahan bakar minyak, khususnya untuk industri kecil dan rumah tangga. "Bahan bakar briket batubara memang cocok digunakan untuk industri kecil dan industri rumahtangga seperti untuk membuat dodol, gula merah, tahu dan tempe, jamu, pencelupan batik, pemindangan ikan, pengeringan kayu, batu bata, genteng, pemanas untuk kandang ayam dan masih banyak lagi," kata Winarsih, humas KPP, Jumat. Menurut dia, bahan bakar briket batubara lebih hemat, aman dan murah jka dibandingkan dengan bahan bakar minyak baik minyak tanah maupun elpiji. KPP ditunjuk oleh Presiden RI sebagai penanggungjawab Program Aksi Penggunaan Briket Batubara untuk Rumah Tangga sebagai energi alternatif menggantikan BBM konvensional bagi keluarga dan industri kecil, katanya. Sosialisasi pemakaian batubara dilakukan KPP sejak beberapa waktu lalu ke daerah-daerah. Sebanyak 54,4 persen konsumsi energi di Indonesia sampai dengan tahun 2003 masih dipenuhi oleh energi fosil, sedangkan tingkat kebutuhan energi setiap tahun antara 1970-2003 rata-rata meningkat sebesar 8,5 persen. Pada tahun 1993 pemerintah telah mencanangkan pemakaian briket batubara dengan ujicoba untuk industri kecil di tiga provinsi yaitu Jawa Barat (Cirebon), Jawa Tengah (Ceper) dan Jawa Timur (Lebak Jabung), namun berhubung pada saat itu harga minyak tanah masih mendapat subsidi dari pemerintah sehingga lebih murah, maka penggunaan briket batubara belum bisa diterima oleh masyarakat setempat. Menurut Humas KPP, pemerintah berharap 1,3 juta ton briket batubara dan bahan bakar padat berbasis batubara lainnya mampu menggantikan konsumsi 96 ribu liter minyak tanah per tahun.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006