Jakarta (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta masyarakat yang merayakan malam takbiran dengan berkeliling untuk tidak berlebihan dan tidak menggangu lalu lintas dan masyarakat pengguna jalan lainnya. "Malam takbiran harus tetap kidmat, mereka yang berkeliling dengan kendaraan jangan sampai berlebihan dan mengganggu baik pengguna jalan maupun masyarakat sekitarnya," kata Ketua MUI, KH Ma`ruf Amin, di Jakarta, Jumat. Menurutnya malam takbiran dengan berkeliling merupakan ekspresi kreatif umat Islam dalam menyambut hari raya Idul Fitri sebagai hari kemenangan. "Takbiran tetap harus selalu dalam koridor hukum Islam dimana takbiran merupakan perintah Allah untuk bertakbir memuji kebesaranya," katanya. Ia menghimbau masyarakat yang ikut malam takbiran berkeliling dengan kendaraan untuk menjaga keselamatannya dengan tidak melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya. "Jangan sampai mereka melakukan hal-hal membahayakan seperti bergelantungan di mobil-mobil terbuka atau duduk diatas kap mobil," katanya. Sementara itu hingga saat ini MUI masih menunggu sidang Isbath yang akan diadakan oleh menteri Agama pada tanggal 22 oktober nanti dalam menetapkan hari raya Iedul Fitri. "Sesuai dengan keputusan ijtima`(keputusan bersama) ulama pada tanggal 16 desember 2003 serta fatwa MUI no 2 tahun 2004, tentang penetapan tanggal satu Syawal, MUI tetap menungu sidang itsbat (sidang penetapan) yang di laksanakan oleh menteri agama," kata Ketua MUI, KH Ma`ruf Amin.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006