Banda Aceh (ANTARA News) - Para ulama di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) hingga kini belum menetapkan 1 Syawal 1427 Hijriyah atau sebagai Idul Fitri setelah kaum muslim di daerah ini melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. "Kita belum menetapkan hari `H` lebaran (1 Syawal 1427 Hijriyah) karena dari kebiasaan kita di Aceh itu baru dapat menentukannya jika sudah melakukan hisab dan ru`yat (munculnya bulan)," kata Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU/MUI) NAD, DR Teungku Muslim Ibrahim MA, kepada ANTARAdi Banda Aceh, Sabtu. Lebih lanjut dia mengatakan, untuk menetapkan 1 Syawal 1427 Hijriyah sejumlah ulama bersama-sama dengan MPU, Badan Ru`yat Provinsi, Mahkamah Syar`iyah dan sejumlah organisasi Islam akan melihat bulan (ru`yat) di kawasan pantai Lhoknga, Aceh Besar pada 22 Oktober 2006 (minggu sore). "Sejumlah ulama akan pergi ke Lhoknga untuk melihat bulan dan apabila bulan muncul di langit pada Minggu (22/10) maka 1 Syawal 1427 Hijriyah di Aceh akan jatuh pada hari Senin (23 Oktober 2006). Sebaliknya, jika bulan belum terlihat hingga Minggu (22/10) sore maka umat muslim masih harus melaksanakan puasa Ramadhan hingga hitungan selama 30 hari penuh," katanya. Penetapan 1 Syawal 1427 menurut kalender masehi jatuh pada 24 Oktober 2006 sedangkan Muhammadiyah menetapkan 23 Oktober 2006 sesuai hisab. Menanggapi kemungkinan terjadinya dua kali shalat Idul Fitri apabila ditetapkan 1 Syawal jatuh pada 24 Oktober 2006, Muslim Ibrahim, mengatakan yang telah merayakan lebaran terlebih dahulu harus menghormati yang masih berpuasa. "Sebenarnya sah saja apabila terjadi dua kali shalat Id tetapi bagi saudara kita yang sudah merayakan lebaran harus menghormati yang masih berpuasa," demikian Muslim Ibrahim.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006