Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) mengimbau umat Islam agar saling menghargai satu sama lain jika terjadi perbedaan dalam merayakan Idul Fitri (Lebaran). "Perbedaan itu suatu rahmat, karena itu harus saling menghargai satu sama lain. Rayakan Lebaran dengan penuh persaudaran," kata Wapres dalam acara buka puasa bersama tokoh umat Islam, sejumlah ormas Islam serta menteri Kabinet Indonesia Bersatu di Jakarta, Sabtu malam. Wapres meminta umat Islam tidak menganggap dirinya yang paling benar dari yang lain, karena keyakinan itu tidak bisa dipaksakan apalagi mengklaim sebagai pihak yang paling benar. Pemerintah sendiri, katanya, akan memutuskan kapan jatuhnya hari Lebaran dalam sidang isbath yang dilaksanakaan pada hari Minggu (22/10) malam. "Kalau sama alhamdullilah. Kalau terpaksa berbeda juga alhamdulilah, karena berarti makin semarak karena Idul Fitri-nya menjadi dua hari," katanya. Wapres juga menyakini bahwa perbedaan yang mungkun akan muncul tidak akan membingungkan masyarakat, karena masing-masing sudah memiliki keyakinan sendiri. Sedangkan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indoensia (MUI) Dr Din Syamsuddin mengimbau jika terjadi perbedaan jangan dibesar-besarkan. "Jangan pula menjadi penyebab perselisihan apalagi sampai menjadi konflik," katanya. Ia juga mengajak umat Islam untuk menjadikan momentum perbedaan hari Lebaran sebagai kesempatan untuk mendewasakan diri dengan perbedaan. Din yang juga Ketua Umum PP Muhammdiyah menilai, sampai saat ini masih sulit untuk mempersatukan masalah tersebut, karena masih adanya perbedaan pendapat yang terkait dengan dasar hukum penentuan awal Syawal, awal Ramadhan, dan awal Dzulhijjah.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006