Tulungagung (ANTARA News) - Sebagian warga Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, yang merayakan Idul Fitri 1427 Hijriyah, Senin pagi ini, tanpa melakukan acara silaturrahmi. Usai menjalani shalat Ied, warga langsung pulang ke rumahnya masing-masing, tidak ada anjang sana untuk saling maaf-memaafkan seperti layaknya Lebaran Idul Fitri. Bahkan sampai siang ini suasana lalu lintas di Jalan Raya Tulungagung-Campurdarat terlihat sepi, karena tidak banyak lalu lalang kendaraan yang membawa warga untuk bersilaturrahmi. "Sekarang yang penting membatalkan puasa dan shalat Ied dulu, urusan silaturrahmi belakangan," kata Kholish, yang ditemui usai shalat Ied di masjid Besuki, Tulungagung. Menurut dia, hal itu dilakukan untuk menghormati sebagian besar umat Muslim lainnya yang masih menjalankan ibadah puasa mengikuti keputusan Departemen Agama RI. Warga di kawasan selatan Kabupaten Tulungagung yang didominasi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) itu lebih mengutamakan kerukunan, meski terjadi perbedaaan dalam merayakan lebaran. "Bukan kali ini saja lebaran berbeda, dulu-dulu juga pernah terjadi seperti ini. Dan bagi warga sini tidak ada masalah," ujar Nanang, seorang pemuda Desa Tanggul Welahan yang baru pulang dari Malaysia. Ia berpendapat, Lebaran kapanpun dan di manapun sama saja, yang penting tergantung keyakinannya masing-masing. Sementara sejumlah warga yang baru akan menjalankan shalat Ied pada Selasa (24/10) besok, terlihat sibuk dengan urusan rumah tangganya masing-masing. Situasi Pasar Bandung dan Pasar Besuki pun terlihat masih ramai oleh warga masyarakat yang membeli keperluan Lebaran. Demikian pula dengan toko-toko pakaian yang berjajar di tepi Jalan Raya Bandung-Prigi masih saja dijubeli oleh pembeli. Tempat-tempat pemakaman umum pun tak luput menjadi sasaran warga untuk memanjatkan doa bagi arwah kerabat dan leluhur mereka yang telah mangkat terlebih dahulu. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006