Sidoarjo (ANTARA News) - Suasana haru dan isak tangis tampak mewarnai kegiatan Shalat Idul Fitri 1427 H yang diikuti ratusan warga korban luapan lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. di tanggul penampungan di Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Senin. Sebagian besar jamaah yang berasal dari Desa Jatirejo, salah satu desa yang sudah tenggelam akibat luapan lumpur sejak 29 Mei 2006, terlihat menitikkan air mata, karena harus merayakan Lebaran dalam suasana keprihatinan. Pada Lebaran tahun lalu, mereka masih dapat merayakan Lebaran dalam suasana ceria, dan mereka bisa melakukan ibadah di masjid maupun tanah lapang desa setempat. Shalat Idul Fitri kali ini dipimpin tokoh masyarakat dan salah satu pimpinan pondok pesantren di Desa Jatirejo, KH Maksum Subaeri, yang berlangsung khusyuk. Dalam khotbahnya, KH Maksum Subaeri mengajak seluruh warga korban luapan lumpur Lapindo untuk senantiasa tabah menghadapi cobaan dari Allah SWT. "Semua yang kita miliki adalah titipan Allah SWT, dan kita serahkan semua kepada-Nya," ucap Maksum. Desa Jatirejo merupakan salah satu dari delapan desa di Kecamatan Porong, Tanggulangin dan Jabon, Sidoarjo yang paling parah terkena dampak luapan lumpur Lapindo. "Kami sudah tidak memiliki apa-apa lagi, karena rumah dan harta benda ludes diterjang lumpur. Lebaran kali ini harus kami lalui dengan kesedihan dan keprihatinan," ujar salah seorang warga Desa Jatirejo. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006