Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Menneg PPN/Kepala Bappenas, Syahrial Loethan mengungkapkan penyerapan pinjaman proyek dan anggaran secara rata-rata selama tiga kuartal pada 2006 telah melebihi kisaran 65 persen. "Yang terakhir ini kinerja tiga kuartal itu rata-rata di atas 65 persen, waktunya sekitar 2,5 bulan lagi. Apa bisa habis? Kalau saya pikir, dengan melihat dari rekor kita tahun-tahun yang lalu, tidak pernah 100 persen, hanya 90-an persen," kata Syahrial Loethan di Jakarta, pada awal pekan ini. Dalam APBN-P 2006, pemerintah menargetkan penarikan pinjaman program dan pinjaman proyek senilai Rp35,9 triliun dan dikurangi pembayaran cicilan pokok utang luar negeri sebesar Rp54,1 triliun. Dia menjelaskan penyebab tidak pernah tercapainya angka 100 persen dalam penyerapan pinjaman proyek dan program dikarenakan adanya aktivitas yang tidak berjalan atau didapatnya harga yang lebih murah akibat proses tender. Dia menambahkan sejak dikeluarkannya PP 2/2006 tentang pinjaman dan hibah luar negeri, ada beberapa proyek yang harus dibatalkan karena berbagai hal, seperti proses pengadaan lahan dan masalah teknis di lapangan lainnya. "Ada proyek Citanduy, ada proyek kesehatan, dan ada proyek yang di Maluku," katanya. Proyek-proyek tersebut, katanya, ada yang dibatalkan sebagian karena ada sebagian komponen yang sudah dilaksanakan. Pembatalan itu sendiri, jelasnya, dimaksudkan untuk mengurangi beban yang harus ditanggung pemerintah karena harus menyediakan "commitment fee" untuk pinjaman yang tidak digunakan secara tuntas.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006