Washington (ANTARA News) - Kolombia dan Korea Utara merupakan negara yang paling banyak memproduksi uang kertas dolar AS palsu, kata otoritas AS dalam sebuah laporan yang dirilis di Washington, dan diperkirakan satu dari setiap 12.400 dollar AS yang beredar di seluruh dunia adalah palsu. Tetapi laporan bersama antara Departemen Keuangan, Bank Sentral (Federal Reserve) dan Dinas Rahasia AS mengenai penggunaan dan pemalsuan uang dolar AS di luar negeri itu, yang dikeluarkan Rabu, mengatakan bahwa kegiatan pemalsuan tersebut termasuk kecil jumlahnya dibandingkan dengan luasnya peredaran mata uang AS tersebut. "Dibandingkan dengan peredaran uang kertas AS yang berjumlah 760 miliar dollar AS pada akhir tahun 2005, Dinas Rahasia AS melaporkan bahwa sekitar 61 juta dolar uang palsu beredar di seluruh dunia, atau satu dolar dari setiap 12.400 dolar yang beredar," kata laporan itu sepeti dikutip AFP. Perbandingan tersebut sama dengan yang dilaporkan sebelumnya oleh ketiga institusi itu pada tahun 2003. "Pemalsuan itu tidak menjadi masalah serius bagi ekonomi AS secara keseluruhan," katanya, dengan mengutip perlunya agar terus-menerus waspada. Pemalsuan semakin mudah dilakukan dengan meningkatnya ketersediaan dan semakin canggihnya kualitas peralatan pencetakan digital seperti printer laser berwarna, kata laporan itu memperingatkan. "Kualitas pemalsuan mata uang AS yang dapat diproduksi dengan fotocopy berwarna atau peralatan komputer yang tidak mahal, semakin meningkat," katanya. Menurut laporan tersebut, Korea Utara terlibat dalam produksi mata uang AS itu yang dicetak dengan jenis kertas khusus menggunakan metoda rumit, mirip dengan yang digunakan untuk mencetak uang asli. "Dinas Rahasia AS melalui investigasi dan analisis forensik telah menetapkan bahwa pencetakan uang palsu melibatkan Republik Rakyat Demokratik Korea Utara (DPRK) dan diproduksi dan diedarkan atas ijin dan kontrol penuh dari pemerintah Korea Utara," katanya. Interpol telah mengeluarkan peringatan keamanan global pada Maret 2005 dan Juni 2006 mengenai DPRK dan keinginan negara itu untuk mencari atau membeli peralatan pencetakan yang bisa digunakan untuk memalsu mata uang AS," kata laporan itu. Sejak dideteksi pada tahun 1989, diperkirakan 22 juta dollar mata uang dolar AS palsu telah memasuki peredaran dan 50 juta lainnya telah disita. Sementara itu, Kolombia, masih tetap merupakan sumber utama uang palsu yang beredar di AS, memasok sekitar 15 persen dari total peredaran uang palsu pada tahun 2005. Kolombia juga merupakan sumber penghasil nomor satu obat-obat terlarang di AS dan merupakan sumber uang palsu utama selama lebih dari dua dekade. Kedua kegiatan itu menggunakan prasarana yang sama, kata laporan itu. Bogota memperbaiki aturan hukum pidananya pada 2005, menetapkan hukuman penjara bagi pelaku pemalsuan uang untuk pertama kalinya. Daerah lain yang menjadi sumber "uang panas" itu diperkirakan kawasan Caucasus, dimana pemerintah menginvestigasi sebuah jaringan pemalsuan yang terkait dengan para pelaku di Israel, Rusia dan Republik Georgia. Menurut laporan itu, lebih dari 23 juta dolar uang palsu dari sumber-sumber ini telah disita atau diedarkan sejak Maret 1999.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006