Denpasar (ANTARA News) - Schapelle Leigh Corby (28), warga negara Asustralia yang sedang meringkuk di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Denpasar, akan meluncurkan buku otobiografi. "Buku dalam bahasa Inggeris itu diharapkan bisa diluncurkan dalam waktu dekat," kata penasehat hukum terpidana Corby, Haposan Sihombing, SH, di Denpasar, Jumat. Ia mengatakan buku yang diluncurkan Corby mengisahkan perjalanan hidupnya dari tanah kelahiran di Negeri Kangguru hingga pengalaman pahit menjalani pembinaan di Lapas Denpasar. "Kreatifitas menulis dalam menjalani pembinaan di Lapas Denpasar itu sah-sah saja, karena secara hukum hal itu tidak diatur," ujar Haposan. Haposan mengaku belum mengetahui disain dan berapa tebal buku yang akan diluncurkan itu, termasuk penulis dan tata letak hingga buku tersebut layak beredar di pasaran bebas. Ketika ditanya apakah penerbitan buku oleh Corby telah mendapat izin dari pihak yang berwenang di Indonesia, ia mengemukakan kreatifitas menulis dalam menjalani masa penbinaan di Lapas itu tidak ada larangan. "Para terpidana bom Bali juga telah menerbitkan buku, sehingga tidak ada bedanya dengan Corby yang sama-sama dalam menjalani proses pembinaan," ujar Haposan. Ia menjelaskan Corby dalam bukunya juga menceritrakan hubungan yang kurang harmonis dengan kelompok "Bali Nine", khususnya dengan Lenae Lawrance. "Hubungan yang kurang baik dengan sembilan terpidana warga Australia dalam menghuni Lapas Denpasar sudah tersiar di sejumlah media massa Australia," ujar Haposan. Corby terpidana 20 tahun dalam kasus penyelundupan 4,2 kg mariyuana menghuni Lapas Denpasar sejak 8 Oktober 2005. Mahasiswi "Beauty Therapy College Gold Coast Clt D di Australia" tercatat telah beberapa kali mendapat pengurangan hukuman (remisi) terkait HUT Kemerdekaan RI dan hari-hari keagamaan. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006