Jakarta (ANTARA News) - Penanganan luapan lumpur di Sidoarjo, Jatim, termasuk kompensasi kepada masyarakat yang terkena dampak bencana itu, hingga akhir 2006 diperkirakan akan mencapai Rp1,5 triliun. Penasihat Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur Sidoarjo, Rudi Rubiandini, di Jakarta, pekan lalu mengemukakan prakiraan nilai tersebut dengan keyakinan semburan lumpur yang terjadi sejak 29 Mei lalu bisa dihentikan akhir tahun ini. Dikatakannya biaya-biaya itu antara lain berupa pengeboran dua "relief well" (sumur miring) guna mematikan luapan lumpur yang mencapai sekitar 30 juta dolar AS serta penyediaan pompa dan tangkinya sekitar 10 juta dolar AS. Selain itu, biaya yang dibutuhkan guna penanggulangan dampak lingkungan dan masyarakat hingga akhir tahun 2006 diperkirakan akan mencapai 100 juta dolar AS. "Sekarang ini biaya yang dikeluarkan buat penanganan dampak tersebut telah mencapai 60 juta-70 juta dolar AS," katanya. Saat ini, Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur Sidoarjo tengah berupaya mematikan lumpur dengan pengeboran "relief well" yang diperkirakan selesai Desember 2006. Pengeboran "relief well" yang sudah dilakukan sejak September lalu itu hingga kini sudah mencapai di kedalaman 3.329 kaki atau sepertiga dari target 9.000 kaki. Meski Tim Nasional sendiri mengakui tingkat keberhasilannya pengeboran "relief well" kemungkinan hanya 10 persen, namun teknik itu diyakini menjadi satu-satunya upaya mematikan semburan lumpur. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006