Palu (ANTARA News) - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla berkeyakinan bahwa aparat keamanan bisa menyelesaikan masalah gangguan keamanan di wilayah Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), sekalipun muncul letupan aksi-aksi kekerasan terbaru di bekas daerah konflik ini kurun sebulan terakhir. "Saya yakin Polri dan TNI dapat menyelesaikan (masalah gangguan keamanan di Poso)," katanya ketika menyampaikan sambutan pada acara Halal Bi-Halal dengan jajaran pemerintah daerah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat di Palu, Minggu malam. Sekalipun demikian, Wapres Jusuf Kalla mengatakan pihaknya akan terus berusaha membantu memulihkan situasi kamtibmas di Provinsi Sulteng, khusus di wilayah Poso, dengan menyerap aspirasi dari masyarakat, guna mengupayakan penyelesaian masalah di sana secara adil dan bermartabat. Langkah ini, katanya, dilakukan pemerintah mengingat dalam Negara Indonesia mulai dari Aceh sampai Merauke (Papua) sudah tidak ada lagi masalah-masalah (gangguan keamanan berarti), tapi secara tiba-tiba muncul lagi aksi kekerasan terbaru di Sulteng. Ia mencontohkan kondisi Poso pada tiga tahun pertama sejak tahun 1999 penuh dengan aksi kekerasan, namun empat tahun berturut-turut kembali tenang. Tapi, dalam situasi mulai terbangun kedamaian itu muncul lagi oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang ingin membuat kekacauan. Jusuf Kalla yang mantan inisiator Deklarasi Malino I untuk perdamaian Poso optimis bahwa apa yang dilakukannya (mempertemukan kembali tokoh dari komunitas muslim dan kristen di Sulteng) tersebut dapat membuahkan hasil. "Saya yakin semua masalah bisa diselesaikan apabila kita mau duduk bersama dan bertukar-pikiran," kata dia, seraya menambahkan bahwa semua umat beragama pada hakekatnya selalu mendoakan satu sama lain demi keselamatan bersama seperti saat bertemu saling mengucapkan salam. Ia juga mengatakan, aparat Polri dan TNI sangat tidak suka tidur di luar rumah serta membiarkan diri mereka digigit nyamuk seperti saat sedang bertugas melakukan pengamanan di daerah-daerah konflik. "Bahkan mereka selalu berharap ingin cepat kembali ke rumah masing-masing untuk hidup bersama keluarganya," kata dia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006