Jakarta (ANTARA News) - Indonesia kembali menyatakan komitmennya untuk siap menyediakan pendanaan sekitar 15 persen sebagai dana pendamping proyek angkutan massal berjaringan rel (mass rapid transit/MRT) di DKI Jakarta yang akan didanai dari pinjaman Japan Bank for International Cooperation (JBIC). "Sekitar 15 persen atau 120 juta dolar AS telah disiapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2007," kata Menhub Hatta Rajasa kepada pers di sela Indonesia Infrastructure Summit 2006, Jakarta, Rabu. Menurut Hatta, ketentuan tersebut sudah lazim karena aturan pinjaman luar negeri pasti ada dana pendamping yang besarnya sekitar 15 persen dari total proyek. Menhub menegaskan, Jepang melalui JBIC dipastikan akan mendanai proyek MRT sesuai skema pinjaman luar negeri yang besarnya 85 persen dari total nilai proyek sebesar 800 juta dolar AS. Untuk tahap awal, tambahnya, proyek MRT akan dimulai dengan pengerjaan detil disain oleh konsultan internasional melalui proses tender. Hal ini untuk mengetahui secara persis kebutuhan dana untuk proyek itu. Pemerintah sebelumnya, telah menjadwalkan perjanjian pinjaman proyek MRT DKI Jakarta sekitar 800 juta dolar AS dengan pembiayaan, Jepang berprinsip kandungan lokal di atas 30 persen akan diteken akhir November ini. Penandatangan perjanjian pinjaman tersebut direncanakan dilakukan oleh menteri keuangan kedua negara di Jepang yang akan disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Menhub, rencana tersebut diperoleh setelah ada kesepakatan sementara antara pihak Jepang dan Indonesia untuk memanfaatkan sebesar-besarnya kandungan lokal. Prinsip kandungan lokal di atas 30 persen, kata Hatta, akan mengarah kepada pemakaian bahan baku hingga konstruksi dari dalam negeri yang dipastikan lebih murah ketimbang pihak asing. "Intinya, kami sebanyak mungkin untuk lokal. Tentu lokal kita tak mungkin kalah dengan kontruksi orang luar. Pasti lebih murah kita,? kata Hatta. Pengerjaan proyek MRT itu akan dibagi antara Jepang dan Indonesia dengan prosentase masing-masing sebesar 30 persen, sementara 40 persen sisanya akan diperebutkan melalui tender internasional. Tahap detil disain diperkirakan akan membutuhkan waktu satu tahun sejak "loan agreement" antara Indonesia dan Jepang ditandatangani pada November ini. Setelah proses itu selesai, tegasnya, akan dimulai proses tender yang diperkirakan dilakukan pada tahun depan sehingga proses konstruksi mulai dikerjakan pada akhir 2008. Jalur MRT DKI Jakarta, akan diawali dari Lebak Bulus hingga Dukuh Atas dengan lintasan di atas tanah dan di bawah tanah yang diproyeksikan bisa mengangkut 280.000 orang penumpang per hari pada saat operasi.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006