Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Perekonomian, Boediono, mengatakan saat ini kondisi perekonomian Indonesia sudah pulih, setelah diterpa krisis ekonomi sejak pertengahan 1997. "Indonesia kini benar-benar sudah pulih. Ini pesan utama yang ingin kami sampaikan dalam forum ini," katanya, saat memberikan presentasi dalam Indonesia Regional Investment Forum (IRIF) di Jakarta, Kamis. Dijelaskannya indikator penting dari kondisi itu adalah pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir terus tumbuh, yakni 4-5 persen pada 2005, dan tahun ini akan tercapai sekitar 6 persen. Setelah itu, pada 2007-2008, Indonesia berharap ekonominya tumbuh pada 6-7 persen, sehingga setelah itu bisa di atas tujuh persen, terutama setelah 2010. "Hal itu dimungkinkan karena sebelum krisis ekonomi, Indonesia kurang lebih selama 30 tahun tumbuh di atas tujuh persen per tahun," katanya. Indikator lain, lanjut Boediono, kecenderungan inflasi juga terus menurun. Inflasi pada 2007 akan mencapai sekitar angka tujuh persen. "Meski ini masih menunggu konfirmasi hingga akhir tahun," katanya. Oleh karena itu, tegasnya, Indonesia optimis dalam jangka menengah dan panjang, kecenderungan inflasi makin turun, termasuk defisit anggaran yang akan terus ditekan. Namun begitu, optimisme pertumbuhan tersebut menjadi tak berarti jika tak ada dukungan dari masuknya investor asing, khususnya sektor infrastruktur yang sangat strategis dalam menyokong ekonomi. "Potensi yang bisa dimanfaatkan investor sangat banyak dan kami sadar bahwa investasi di sektor ini, yang rata-rata jangka panjang berisiko tinggi, dan untuk itu kami bersiap menjaminnya dengan komitmen saling menguntungkan," katanya. Pemerintah Indonesia sendiri, katanya, telah menyiapkan sejumlah paket kebijakan, yakni Paket Percepatan Iklim Investasi melalui Inpres 3/2006. Berikutnya adalah paket kebijakan keuangan bersama Bank Indonesia. "Ini sudah dan sedang dimplementasikan dengan baik," katanya. Contoh kongkrit dari paket-paket kebijakan itu adalah dibukanya kawasan khusus untuk investasi, yakni Batam-Bintan dan Karimun. "Ini proyek percontohan dari membaiknya iklim investasi dengan ciri pelayanan satu atap," katanya. Sementara itu, tambahnya, peran pemerintah lokal dalam mendukung masuknya swasta ke Indonesia, juga sangat penting. "Pemda hendaknya mampu menarik investor, bukan sebaliknya dengan membuat sejumlah hambatan, misalnya regulasi baru yang membuat biaya tinggi investasi, dengan alasan peningkatan pendapatan daerah," katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006