Bandung (ANTARA News) - Penyebab tergulingnya empat gerbong kereta api (KA) Parahyangan Jurusan Bandung-Jakarta di Karawang pada Rabu petang lalu (1/11), hingga saat ini belum diketahui. "Saat ini kami tengah melakukan penyelidikan penyebab tergulingnya empat gerbong KA Parahyangan dan kemungkinan hasilnya akan diumumkan pekan depan. Saat ini kerugian masih sedang diinventarisir," kata Dirut PT KA Rony Wachyudi kepada pers di Stasiun Bandung, Sabtu. Dirut PT KA itu datang ke Kota Bandung bersama rombongan anggota Asia Pasific Marketing Federation yang akan melakukan meeting di Kota Bandung, serta terlihat konsultan manajemen kawakan dari Markplus Inc, Hermawan Kartajaya. Menurut dia, pihaknya belum bisa memprediksi apa-apa tentang penyebabnya. Sementara itu, Konsultan dari Markplus, Hermawan Kartajaya mengemukakan penyebab masih seringnya kereta api anjlok atau terguling dinilai karena warisan aset sarana dan prasarana kereta yang tidak memadai. Menurut dia, agar kereta api tetap menjadi angkutan massal yang utama, diperlukan modernisasi yang membutuhkan reposisi dan investasi yang tidak sedikit. "Kejadian kecelakaan kereta api adalah karena warisan aset yang tidak memadai, seperti jalur Jakarta-Surabaya yang sebagian hanya satu track," katanya. Herman yang sempat menjadi Konsultan PT KA beberapa tahun silam menilai bahwa manajemen PT KA sudah bekerja secara maksimal, apalagi saat ini baik operator maupun regulator lebih solid karena keduanya mengerti kondisi perkeretapian di Indonesia. Menurut dia, keberadaan kereta api sebagai angkutan massal di Indonesia tidak dapat dihilangkan. "Di negara maju sekalipun, kereta api masih menjadi angkutan massal utama hanya saja harus dilakukan modernisasi dan membutuhkan reposisi dan investasi yang tidak sedikit," paparnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006