Denpasar (ANTARA News) - Indonesia membangun sistem peringatan dini tsunami berteknologi "FM-RDS" di tiga wilayah percontohan yang selama ini dinilai rawan terhadap bencana alam tersebut. Ketiga wilayah percontohan itu meliputi Bali, Sumatera Barat dan Aceh," kata Deputi Menristek Dr Ir Idwan Sukardi bersama Reinhold Olling, staf kementrian Menristek Jerman di Jimbaran, Senin. Selesai mengadakan pertemuan yang membahas sistem peringatan dini tsunami kerjasama Indonesia-Jerman, ia mengatakan, di masing-masing daerah tersebut dibangun enam unit alat pendeteksian tsunami. Peringatan yang dikirim dari pusat peringatan dini dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jakarta akan disebarkan melalui frekuensi FM pemancar wilayah yang menjangkau daerah setempat yang terkena dampaknya. "Teknologi canggih yang dibangun di tempat-tempat strategis berdasarkan prinsip yang sama seperti pesan perjalanan bagi seorang pengendara, sebuah teknologi, di mana telah dikembangkan lebih lanjut oleh 2WCOM untuk keperluan peringatan dini," kata Idwan Sukardi. Ia menambahkan, apapun peringatan yang diudarakan akan secara otomatis dikirimkan, apakah alat penerima peringatan dini sedang dinyalakan atau tidak dan apapun radio pemancar yang sedang dipilih. Oleh sebab itu peringatan memiliki prioritas utama yang dipancarkan dengan sinyal khusus peringatan setiap saat, siang maupun malam. Idwan menjelaskan, alat pendeteksian tsunami yang dibangun di pantai Sanur, Bali merupakan yang pertama di Indonesia yang akan dihubungkan dengan sistem berteknologi "FM-RDS". Berfungsinya alat pendeteksian tersebut sekaligus mendukung kegiatan latihan penanggulangan bencana alam tsunami secara nasional yang akan digelar 26 Desember mendatang. Latihan tersebut merupakan yang kedua, setelah sebelumnya sukses dilaksanakan di Padang, Sumatera barat. Sedangkan dua percontohan lainnya masing-masing Padang dan Aceh diharapkan terpasang sebelum akhir tahun 2007. Ketiga sistem peringatan dini tsunami tersebut diharapkan beroperasi sebelum akhir tahun 2008, kata Idwan Sukardi.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006