Jakarta (ANTARA News) - Rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS), George W Bush ke Indonesia pada tanggal 20 November 2006 akan mendapat pengaman ekstra ketat dari petugas pengamanan Indonesia, termasuk oleh Pangdam Jaya yang telah menyiapkan 2 Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau sekitar 200 personel dan sepuluh sniper. "Sesuai dengan prosedur tetap (protap) pengamanan Bush adalah pengamanan VVIP. Pangdam hanya melakukan pengamanan di ring tiga yakni di luar pagar Bandara Halim Perdanakusuma, sementara di dalam keamanan menjadi kewenangan dari pihak bandara," kata Pangdam Jaya Mayjen TNI Agustadi Sasongko Purnomo di Jakarta, Senin. Ia menjelaskan, pengamanan untuk Kodam Jaya dilaksanakan oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), unsur Kodam Jaya dan unsur pengamanan dari Bandara Halim Perdanakusuma, disamping berkoordinasi dengan pihak terkait. Mengenai sniper Kodam Jaya akan ditempatkan di sejumlah tempat rawan yang dimungkinkan digunakan oleh para sniper yang dimungkinkan dapat mengganggu keamanan Bush dan rombongan. "Kami telah meninjau sejumlah tempat rawan persembunyian sniper dan lokasi yang memungkinkan tembakan mereka dapat mengenai Bush. Di sejumlah tempat yang dicurigai itulah sniper kami akan tempatkan," ujarnya. Dalam pelaksanaan tugas operasi pengamanan kedatangan Bush dikendalikan oleh Mabes TNI dan Panglima Kodam menjadi Panglima Komando Operasi VVIP yang di antaranya Pangdam Jaya, Panglima Kodam III Siliwangi yang mengamankan wilayah Jawa Barat, karena setelah dari Jakarta Bush akan ke Istana Bogor dengan menggunakan helikopter. Disinggung mengenai antisipasi terorisme, Agustadi menegaskan, sampai saat ini situasi dan kondisi Jakarta kondusif, namun ia menyatakan datangnya teroris tidak dapat ditebak. Diperkirakan Presiden Bush akan datang ke Indonesia setelah pertemuan APEC di Vietnam dan materi pembicaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan orang nomor satu di AS itu adalah penguatan kerjasama di bidang pendidikan, kesehatan, serta penanganan bencana alam.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006