Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto mengatakan, hingga kini situasi keamanan di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) relatif kondusif bagi pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan dilangsungkan pada 11 Desember 2006. "Karenannya, belum ada permintaan dari pihak kepolisian kepada TNI untuk mengamankan Pilkada. Sampai sekarang belum ada," katanya, menjawab ANTARA News usai berdialog dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan bekas anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Banda Aceh, Senin. Meski begitu, tambah Djoko, TNI siap untuk membantu pengamanan pelaksanaan pilkada sepanjang ada permintaan dari pihak kepolisian, dan pemda setempat termasuk pengamanan bagi para pemantau asing yang bertugas mengamati pelaksanaan pesta demokrasi tersebut . Sementara itu Penjabat Gubernur NAD Mustafa Abubakar mengatakan, seluruh komponen masyarakat Aceh telah komit untuk melaksanakan Pilkada secara aman dan damai, sesuai dengan amanat nota kesepahamanan damai yang telah ditandatangani pada 15 Agustus 2005. "Banyak capaian yang telah kami raih sejak penandatanganan nota kesepahaman (MoU) damai di Helsinki. Seperti UU Pemerintahan Aceh, peraturan daerah (kanun) Pilkada dan pelaksanaan sujud syukur satu tahun kesepakatan damai yang berlangsung tanpa insiden dan kerusuhan," katanya. Beberapa capaian itu, tambah Mustafa, menjadi indikasi bahwa seluruh komponen Aceh benar-benar komit untuk melaksanakan proses damai di Bumi Rencong semaksimal mungkin, hingga perdamaian abadi benar-benar terwujud. Mantan petinggi GAM, Tengku Zakaria Zaman, mengatakan, pihaknya mendukung komitmen seluruh komponen masyarakat Aceh dan TNI untuk mendukung proses damai semaksimal mungkin hingga perdamaian abadi benar-benar terwujud di Aceh, termasuk dalam pelaksanaan Pilkada. "Kami mendukung penambahan pasukan Polri sebanyak 2.340 orang untuk amankan pilkada. Namun, atas jaminan Aceh Monitoring Mission (AMM), maka setelah pilkada, tambahan personel itu harus ditarik lagi," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006