Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo mengatakan konflik antara lembaga yang dipimpinnya dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) terkait ketidaksinergian dan ketimpangan wewenang bisa mengancam posisi Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018.

"Jika ada masalah lagi dan ini diketahui oleh Komite Olimpiade Dunia (IOC) maka Indonesia dipastikan akan dihukum seperti yang terjadi pada Turki, India, dan Kuwait. Bisa jadi batal menjadi tuan rumah Asian Games 2018," kata Rita dalam sarasehan dan dialog evaluasi Asian Games Incheon di Jakarta, Rabu.

Ia mengungkapkan IOC telah memberikan peringatan secara lisan kepada KOI untuk memperbaiki hubungan dengan KONI karena beberapa negara yang gagal dalam "bidding" masih mengharapkan bisa menggeser Indonesia.

"Negara-negara seperti Qatar, Malaysia, Singapura, India, dan Filipina, masih menunggu. Jika ada masalah sedikit saja dengan Indonesia, mereka akan langsung menekan IOC," kata dia.

Ia menerangkan, IOC telah mengetahui adanya ketidakharmonisan antara KOI dan KONI saat terjadi perebutan logo lima ring pada Maret lalu. Ketidakharmonisan ini tidak bisa diterima karena IOC memiliki aturan KOI harus berkerja sama dengan NOC (KONI) dalam menyiapkan berbagai ajang internasional.

Menurutnya, jika saja, pihak KONI memahami aturan yang berlaku maka KOI tidak akan mendapatkan teguran keras dari IOC perihal pemakaian logo lima ring pada logo KONI.

Ia menyadari, permasalahan antara KONI dan KOI sebenarnya tidak sebatas penggunaan logo lima ring, namun terkait kewajiban dan kewenangan antara kedua lembaga di sektor olahraga.

Sesuai dengan aturan yang ada, ia menerangkan, KONI merupakan lembaga yang bertugas membina dan menyiapkan atlet untuk turun di semua kejuaraan, sedangkan KOI merupakan lembaga yang berhak mengirimkan atlet ke kejuaraan internasional yang dibawah naungan IOC.

Belum lama ini, Rita juga menyesalkan langkah KONI yang mengajukan uji materi mengenai UU Sistem Keolahragaan Nasional mengenai posisi KOI yang berdiri sendiri atau tidak dibawah KONI ke Mahkamah Konstitusi.

Lantaran itu, Rita yang seharusnya berada bersama kontingen Indonesia di Incheon harus kembali ke Indonesia untuk menghadiri sidang uji materi UU di MK pada 23 September lalu.

"Kritiklah kami, tapi jangan buat kami memikirkan hal yang tidak perlu, seharusnya energi ini digunakan untuk memikirkan atlet. Kami mau berunding dengan KONI untuk kemajuan olahraga Indonesia," kata Rita.

(SDP-68/R010)

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2014