Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) terus mencermati kemungkinan terjadinya capital outflow (aliran modal keluar) dari Indonesia terkait terus turunnya suku bunga BI rate yang saat ini berada pada 10,25 persen. "BI akan terus mencermati itu karena kemungkinan (keluarnya modal) bisa saja terjadi," kata Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Humas BI Budi Mulya di Jakarta, Selasa. Menurut Budi Mulya, pengaruh penurunan suku bunga dengan keluarnya modal asing pernah terjadi pada minggu kedua September 2006 lalu, sehingga sedikit melemahkan nilai tukar rupiah. "Itu terjadi karena ada fakta pelepasan rupiah kembali ke aset dolar oleh beberapa investor luar negeri, entah di saham, SUN dan SBI," katanya. Bank Indonesia dalam rapat Dewan Gubernur pada Selasa ini, memutuskan untuk menurunkan suku bunga BI sebesar 50 basis poin dari 10,75 persen menjadi 10,25 persen, dengan melihat terus berlanjutnya perbaikan ekonomi dan stabilitas makro yang terjaga. Budi Mulya dalam kesempatan itu juga mengatakan pelunasan pinjaman IMF yang dilakukan pada minggu ke dua Oktober lalu, justru berdampak positif terhadap kondisi moneter nasional meski cadangan devisa mengalami penurunan sekitar 3,2 miliar dolar AS menjadi 39 miliar dolar AS. "Pengaruhnya terhadap perekonomian justru positif, karena pada waktu itu rupiah dan IHSG justru menguat dan tren itu sampai sekarang terus berlanjut," katanya. Mengenai kemungkinan penurunan BI rate hingga akhir tahun ini, Budi Mulya menyatakan kemungkinan itu tetap ada melihat stabilitas makro yang terjaga dan keberlanjutan perbaikan ekonomi.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006