Palembang (ANTARA News) - Pesawat jenis Be-200 yang disewa pemerintah Indonesia dari pemerintah Rusia untuk melakukan pemadaman kebakaran lahan dan hutan di Sumsel, Rabu (8/11), dalihkan ke Kalimantan. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Dr. Said Djauhariansyah, di Palembang, Selasa (7/11) malam, mengatakan pengalihan pesawat sewaan itu sesuai jadual bahwa mulai 7 November 2006 merupakan hari terakhir beroperasinya dua pesawat Be-200 milik Rusia setelah melakukan pemadaman kebakaran lahan gambut di Sumsel. Selanjutnya kedua pesawat itu akan dibawa ke Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Selatan (Kalsel), karena saat ini di beberapa provinsi itu tengah terjadi kebakaran lahan yang menyebabkan kabut asap. Ia menambahkan setelah melakukan pemadaman selama tujuh hari di Sumsel dimulai dari 31 Oktober hingga 7 November 2006 pesawat yang dikontrak selama 45 hari dengan biaya 5,2 juta dolar AS itu pengoperasiannya dialihkan ke Kalimantan, meskipun di Sumsel sendiri masih ada sekitar sembilan hotspot (titik api). Sementara Kepala Dinas Kehutanan Sumsel, Dodi Supriadi, mengemukakan indikator keberhasilan pemadaman kebakaran lahan ini bukanlah menurunnya jumlah titik api, melainkan berkurangnya kabut asap dan Sumsel tidak lagi menjadi daerah "pengekspor" asap ke negara-negara tetangga. Target utama dari operasi ini mengurangi kabut asap yang beberapa bulan lalu menjadi persoalan cukup rumit, dan upaya ini berhasil jika dilihat dari tak terganggunya lagi aktifitas angkutan udara (penerbangan) dan angkutan laut serta angkutan darat, tambahnya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006