Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yodhoyono) mengatakan seluruh lapisan masyarakat akan merasa rugi jika anak-anak merasa tidak aman, akibat kerusuhan dan kekacauan di tanah air. "Kita merasa rugi kalau anak-anak merasa tidak aman," kata Presiden di Jakarta, Rabu, ketika membuka Jambore Nasional Anak-Anak Indonesia Cinta Damai. Acara ini dihadiri pula oleh Ibu Negara Ani Yidhoyono, Menko Kesra, Aburizal Bakrie, serta Ketua Panitia, Sulasikin Murpratomo. Kepala Negara mengemukakan anak-anak Indonesia harus belajar hidup rukun satu sama lain, meskipun terjadi perbedaan di antara mereka, misalnya dalam hal suku dan agama. "Perbedaan-perbedaan itu adalah ibarat lukisan," kata Presiden kepada sebanyak 4.000 orang anak yang sekitar 200 orang di antaranya datang dari seluruh provinsi di tanah air. Presiden menyebutkan pula bahwa anak-anak harus mulai belajar tolong-menolong serta menumbuhkan kepedulian sosial, karena selama beberapa tahun terakhir ini telah terjadi berbagai bencana alam, seperti tsunami di Nanggroe Aceh Darrusalam-Nias, serta gempa bumi di Cilacap dan Pengandaran. Yodhoyono juga menyebutkan anak-anak harus belajar menghargai dan menghormati sesama mereka. Sekalipun acara ini merupakan acara kepresidenan yang biasanya berlangsung tertib, namun karena yang hadir adalah ribuan anak-anak, maka suasana gaduh tetap saja terjadi sekalipun Presiden sedang berpidato. "Anak-anak bisa tenang atau tidak," kata Yudhoyono kepada ribuan anak-anak tersebut dan kemudian mereka mengatakan, "bisa...bisa..." Mendengar ucapan anak-anak Presiden mengatakan "terima kasih." Pada acara tersebut beberapa anak yang mewakili agama Islam, Katholik, Protestan, Hindu serta Konghuchu mengucapkan janji untuk hidup dalam suasana rukun. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006