London (ANTARA News) - Dubes RI untuk Kerajaan Inggris, Marty B Natalegawa, mengajak pengusaha skala kecil dan menengah (UKM) Inggris untuk berinvestasi ke sejumlah sektor usaha di Indonesia. Ajakan tersebut dikemukakan Marty dalam beberapa kesempatan pertemuan rutin dengan para pengusaha asing tersebut. "Ternyata respon mereka cukup baik," kata Marty di sela-sela pertemuan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik beserta beberapa anggota Komisi X DPR RI dengan masyarakat Indonesia di London, Selasa. Dijelaskannya, pihak KBRI London beberapa kali dalam sebulan mengagendakan pertemuan dalam rangka meningkatkan hubungan perdagangan, investasi dan pariwisata dengan para pengusaha Inggris. Menurut dia, setelah melakukan beberapa kali pertemuan, baik saat mereka diundang ke KBRI maupun pihak KBRI bertandang ke tempat mereka, minat UKM Inggris tersebut untuk berinvestasi di Indonesia cukup besar. Ajakan itu, lanjut dia, tentunya dengan melibatkan sejumlah perusahaan besar di negara tersebut yang sudah sekian lama menanamkan modalnya di Indonesia. Para investor besar seperti Rio Tinto, BP, Standard Chartered dan sejumlah perusahaan besar lain diminta untuk melakukan mentoring kepada para UKM Inggris tersebut. Perusahaan yang sudah berinvestasi di Indonesia tersebut diminta untuk menjadi mentor mereka dengan memberikan situasi bisnis di Indonesia. Melalui penjelasan yang disampaikan oleh para pengusaha besar Inggris tersebut, telah diperoleh hasil positif karena beberapa UKM di Inggris telah melakukan survei langsung ke Indonesia dan bahkan ada di antara mereka yang telah berinvestasi ke Indonesia. Menurut Kabid Ekonomi KBRI London, Dewa Made Sastrawan, beberapa UKM di Inggris ada yang membuka usaha mebel di Jepara, pembuatan keramik di Balaraja, atau ada juga yang membuka sekolah sepakbola di Bali. Bahkan pengusaha keramik di Balaraja akan memperluas industrinya, kata Dewa. Sejak tahun 1967 hingga sekarang, Inggris tercatat sebagai investor asing terbesar kedua di Indonesia, setelah Jepang. Dari sisi perdagangan, Indonesia mengalami surplus sebesar USD300 juta. "Jadi Inggris menjadi negara yang penting bagi Indonesia," ungkapnya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006