Jakarta (ANTARA News) - Kemenangan Partai Demokrat di Kongres AS diperkirakan akan mengubah kebijakan luar negeri negara itu sehingga defisit neraca transaksi berjalan mereka akan dapat ditekan. Kemenangan partai Demokrat tersebut akan lebih berpengaruh pada kebijakan politik daripada kebijakan ekonomi sehingga AS diperkirakan akan semakin berhati-hati dalam hal belanja pemerintah, seperti untuk kebutuhan perang, kata pengamat pasar uang, Farial Anwar, di Jakarta, Rabu. "Saya melihat secara positif bahwa defisit belanja akan lebih terkontrol karena mereka kini tidak akan sebebas dulu dalam menggunakan anggaran negara," sambungnya. Menurut data yang diperoleh dari website Scotiabank Group, defisit neraca transaksi berjalan (current account balance) AS pada 2005 mencapai 792 miliar dolar AS dengan prediksi 2006 akan mencapai 870 miliar dolar AS dan pada 2007 akan mencapai 875 miliar dolar AS. Kantor Berita AFP melaporkan, Partai Demokrat berhasil merebut 18 kursi di Kongres atau tiga kursi lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk merebut kontrol di Kongres dalam pemilu yang dilangsungkan Selasa (7/11). Dengan demikian, kata Farial, mata uang dolar AS pun tidak akan mengalami perubahan berarti, dan faktor daya tarik dolar As di tingkat regional masih akan menentukan posisi dolar AS terhadap rupiah hingga akhir tahun nanti. Di perdagangan Asia, dolar AS sempat diperdagangkan melemah dari 117,68 yen di Tokyo menjadi 117,55 yen. Kantor berita AFP mengatakan, ada kekhawatiran pelaku pasar akan berubahnya kebijakan ekonomi AS setelah kembali dominannya partai Demokrat di Kongres karena Partai Demokrat selama ini dianggap tidak terlalu ramah terhadap dunia bisnis. Meskipun demikian, pelemahan dolar AS dalam kisaran yang besar sepertinya belum akan terjadi.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006