Jakarta (ANTARA News) - Biaya sewa gedung-gedung pementasan seni teater di Jakarta dianggap masih sangat mahal. Seniman Zak Sorga mengatakan sewa gedung untuk pementasan teater di Jakarta mencapai Rp38 juta.

Kalau sudah begitu, banyak seniman sulit mementaskan karya seninya padahal aspek seni-budaya penting sekali dalam kehidupan suatu bangsa.

"Kami berharap pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Jokowi dan Jusuf Kalla memberikan ruang bagi seniman untuk mementaskan karya seninya, dengan menekan biaya sewa gedung pementasan," kata pemilik Teater Kanvas itu, di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, sewa gedung di Gedung Kesenian Jakarta di bilangan Pasar Baru, Jakarta Pusat, mencapai Rp32 juta sekali pementasan. Di Taman Ismail Marzuki malah Rp38 juta per pementasan ditambah pajak.

"Kami berharap pemerintah memberikan keringanan atau memberikan potongan sewa sebesar 50 persen dari sewa yang ditetapkan pengelola gedung, atau pajak ditiadakan dan itu sangat membantu seniman," ujarnya.

Selain itu, kata dia, peran media massa untuk mempromosikan kesenian teater ini juga masih kurang, sehingga keberadaan seni teater ini semakin hilang di masyarakat.

"Sarana untuk mengangkat kembali karya-karya seniman ini masih kurang, sehingga diperlukan perhatian pemerintah yang lebih agar seniman kembali fokus untuk berkarya dan memberikan tontonan yang menarik, mendidik kepada masyarakat," ujarnya.

Saat ini, kata dia, Teater Kanvas sedang mengelar pementasan seni teater produksi ke-99 berjudul Penghuni Kapal Selam, di Gedung Kesenian Jakarta pada Selasa (21/10) hingga Kamis (23/10).

Penghuni Kapal Selam yang dibuat pada 2008 itu, terdiri dari sekelompok orang dari berbagai profesi, mulai juru dakwah, koruptor, mahasiswa, tukang es, politikus dan mantan perampok yang bertobat.

Para penguni penjara mendapat intimidasi dan penyiksaan fisik juga mental oleh sipir penjara secara semena-mena. 

Dalam naskah drama ini, banyak diskusi tentang pemikiran maupun ideologi masing-masing tahanan. Mulai dari pemikiran pedagang es sampai pemuka agama.

Pewarta: Aprionis
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2014