Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Koperasi dan UKM akhirnya membatalkan tender pengadaan 420 ribu kompor gas tahun ini, dan sebagai gantinya tender serupa akan digelar pada Januari untuk pengadaan 2007 sebanyak 800 ribu kompor. "Yang diprogramkan Menkop pada 2007 adalah 800 ribu kompor sebagai kompensasi tidak berlangsungnya program pengadaan 2006, yang akan dilipatgandakan pada 2007," kata Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali di Jakarta, Jumat. Hal itu dikatakannya terkait dengan rencana pemerintah untuk melakukan konversi penggunaan minyak tanah dengan gas sebagai usaha penghematan dana subsidi BBM. Untuk keperluan penambahan 400 ribu kompor itu, Kemenkop UKM menganggarkan Rp58,4 miliar. Produksi kompor tambahan, katanya, bisa lebih dari 400 ribu jika proses produksi dilakukan seefektif mungkin. Suryadharma Ali mengatakan, produksi kompor gas tambahan itu dapat direalisasikan jika anggaran terkait dengan penambahan kompor gas disetujui DPR. Total produksi 800 ribu kompor gas itu, menurut dia, telah dikoordinasikan dengan Wapres Yusuf Kalla. Rencananya, produksi kompor gas itu akan dilakukan bersama dengan produksi tabung gas dalam jumlah yang sama. Hal itu, katanya, dilakukan agar produksi bisa dilakukan secara simultan antara kompor gas dan tabung. Selain itu, juga berguna untuk menekan biaya distribusi. "Distribusi yang dilakukan dalam satu paket merupakan efisiensi dana distribusi," katanya. Terkait penundaan produksi kompor gas pada 2006, Menkop mengatakan hal itu karena kendala teknis. Menurut dia, penundaan itu karena tidak ada pabrik yang bisa memproduksi kompor dalam waktu singkat. Hal itu menyebabkan ditundanya proses tender yang baru memasuki tahap pertama yaitu prakualifikasi dengan 24 perusahaan peserta tender. Kondisi itu diperparah dengan singkatnya batas waktu pertanggung-jawaban anggaran, yaitu 15 Desember 2006.(MoNox) dan UKM) menargetkan produksi 800 ribu kompor gas pada awal 2007, terdiri dari 400 ribu kompor gas yang tertunda produksinya pada 2006 dan 400 ribu kompor gas tambahan. "Yang diprogramkan Menkop pada 2007 adalah 800 ribu kompor sebagai kompensasi tidak berlangsungnya program pengadaan 2006, yang akan dilipatgandakan pada 2007," kata Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali di Jakarta, Jumat. Hal itu dikatakannya terkait dengan rencana pemerintah untuk melakukan konversi penggunaan minyak tanah dengan gas sebagai usaha pengehematan dana subsidi BBM. Untuk keperluan penambahan 400 ribu kompor itu, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menganggarkan Rp58,4 miliar. Produksi kompor tambahan, katanya, bisa lebih dari 400 ribu jika proses roduksi dilakukan seefektif mungkin. Suryadharma Ali mengatakan, produksi kompor gas tambahan itu dapat direalisasikan jika anggaran terkait dengan penambahan kompor gas disetujui DPR. Total produksi 800 ribu kompor gas itu, menurut dia, telah dikoordinasikan dengan Wapres Yusuf Kalla. Rencananya, produksi kompor gas itu akan dilakukan bersama dengan produksi tabung gas dalam jumlah yang sama. Hal itu, katanya, dilakukan agar produksi bisa dilakukan secara simultan antara kompor gas dan tabung. Selain itu, juga berguna untuk menekan biaya distribusi. "Distribusi yang dilakukan dalam satu paket merupakan efisiensi dana distribusi," katanya. Terkait penundaan produksi kompor gas pada 2006, Menkop mengatakan hal itu karena kendala teknis. Menurut dia, penundaan itu karena tidak ada pabrik yang bisa memproduksi kompor dalam waktu singkat. Hal itu menyebabkan ditundanya proses tender yang baru memasuki tahap pertama yaitu prakualifikasi dengan 24 perusahaan peserta tender. Kondisi itu diperparah dengan singkatnya batas waktu pertanggung-jawaban anggaran, yaitu 15 Desember 2006.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006