Jakarta (ANTARA News) - Juru bicara kepresidenan Dino Pati Djalal mengeluhkan pemberitaan seputar rencana kunjungan Presiden AS George W Bush ke Indonesia yang dinilainya kurang menyentuh substansi pertemuan antar kepala negara tersebut. "Kita melihat peliputan media justru fokus pada masalah-masalah artifisial, seperti pembangunan helipad, pengamanan, jamming sinyal telepon. Sementara substansi pertemuan kurang diekspos," katanya pada acara dialog di Jakarta, Sabtu. Semestinya, kata Dino, yang harus disosialisasikan adalah substansi dari rencana pertemuan tersebut dan manfaat yang dapat diperoleh Indonesia. "Kita dapat secara jeli, aktif dan cerdas mengambil manfaat dari dari pertemuan itu seperti peluang ekonomi, bisnis, investasi, pendidikan, dan kesehatan," kata Dino. Dino berusaha menepis kekhawatiran bahwa pertemuan itu nanti hanya akan menjadi wadah bagi AS untuk menekankan agendanya pada Indonesia. Pada kesempatan itu Dino juga mengungkapkan keheranannya atas pemberitaan yang menyebutkan Indonesia mengeluarkan dana hingga Rp6 miliar terkait kunjungan Bush tersebut. "Dari mana angka itu? Saya tanya pada Bu Ani (Menkeu Sri Mulyani-red), kata beliau belum ada angka itu. Tapi yang jelas biaya diambil dari anggaran rutin," katanya. Menurut Dino, dana yang dikeluarkan sebenarnya tidak terlalu besar jika dibanding dengan manfaat yang akan diperoleh dari hasil pertemuan tersebut. "Lagi pula, sebagai negara yang punya sopan santun tentu tidak pantas jika kita bicara biaya untuk menyambut tamu," katanya. Dino juga membantah bahwa rencana kunjungan Bush adalah mendadak. Dikatakannya, rencana itu sudah jauh hari, hanya secara pengumuman ke publik baru dilakukan belum lama ini. "Ini lazim. Indikasi kunjungan ini sudah lama tapi pengumuman publik dari protokoler memang baru dua minggu ini. Kesannya saja mendadak, padahal tidak," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006