Semarang (ANTARA News) - Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Tengah Teguh Dwi Paryono mengungkapkan bahwa semburan air dari sumur bor milik warga Desa Wotan, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, berbeda dan tidak seperti yang terjadi di Desa Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

"Kondisi tanah permukaan di Pati itu bukan mud volcano (lumpur) sehingga tidak akan terjadi seperti di Sidoarjo, kalau tekanan kemungkinan bisa sama tapi struktur tanahnya, di Pati lebih keras, sedangkan di Sidoarjo lembek," katanya di Semarang, Senin.

Ia menjelaskan bahwa lokasi semburan di Pati merupakan bagian dari formasi Ngrayong atau formasi dimana sering terjadi akumulasi hidrokarbon dan wilayah di sekitar Grobogan, Pati, serta Bojonegoro itu terdapat lapisan pembawa hidrokarbon.

"Korelasinya dengan pengeboran di Pati, berdasarkan hasil analisis kami, mata bor di kedalaman 140 meter menembus lapisan dimana terjadi akumulasi gas hidrokarbon yang ditambah ada rembesan gas serupa dari reservoir Ngrayong yang terakumulasi pada titik tersebut," ujarnya.

Akibat adanya tekanan gas dan akuifer pembawa air tanah, kata dia, maka air keluar dengan tekanan yang relatif besar.

Menurut dia, komposisi gas di lokasi semburan air di Pati termasuk kategori aman karena kandungan oksigen sebesar 20,9 ppm dan tidak ada unsur gas lain.

"Kami memprediksi kemungkinan semburan air bisa turun secara normal sekitar satu minggu tapi ternyata gasnya sudah banyak yang keluar dan pada Minggu (2/11) pukul 19.00 WIB sudah normal serta muka air tanah satu meter yang berarti di sana ada potensi air yang relatif besar serta dapat dimanfaatkan masyarakat," katanya.

Teguh mengungkapkan bahwa secara kasat mata, air yang menyembur di Pati itu bisa dimanfaatkan sebagai air baku, tapi dimungkinkan terdapat sedikit unsur kandungan minyak dan kuantitasnya tidak besar karena reservoir formasi Ngrayong di kedalaman 300-400 meter.

"Kami katakan air semburan aman karena temperatur air hanya sekitar 36 derajat Celcius, tidak ada unsur timbal atau logam berat sehingga bisa dimanfaatkan untuk air baku guna kebutuhan masyarakat sehari-hari," ujarnya.

Kendati demikian, Teguh tetap meminta masyarakat menunggu hasil analisis laboratorium yang dilakukan Dinas ESDM Jateng guna mengetahui kandungan air yang menyembur di sumur warga tersebut.

"Insya Allah hasil uji laboratorium selesai hari ini," katanya.

Seperti diwartakan, sumur bor milik Sabar, warga Desa Wotan, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, menyemburkan lumpur dengan ketinggian sekitar 30-an meter pada Sabtu (1/11) pukul 16.30 WIB.

Semburan lumpur yang relatif cukup tinggi tersebut mengakibatkan tanaman serta rumah warga yang berada di radius sekitar 100 meter terkena lumpur tersebut.

Semburan lumpur itu akhirnya berhenti pada malam harinya dan berganti semburan air.

Pewarta: Wisnu Adhi N
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2014