Bogor (ANTARA News) - Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Pertanian Bogor (IPB), Jenal Abidin, Senin, sekitar pukul 09:30 WIB memimpin aksi unjukrasa menolak rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush ke Indonesia. Pada saat bersamaan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat pencanangan pembentukan Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Istana Kepresidenan Bogor, dan dilaporkan Presiden kemudian akan melakukan peninjauan ke helipad yang ada di kawasan Taman Teratai, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (PKT-KRB). Menurut tim Liputan ANTARA yang berada di Istana Kepresidenan Bogor dan lokasi helipad, Presiden Yudhoyono dikabarkan akan melanjutkan agendanya dengan memimpin rapat terbatas dengan menteri-menteri yang terkait dengan unsur pengamanan kedatangan Presiden Bush. Ketika Presiden Yudhoyono sedang memimpin rapat di Istana Bogor, puluhan mahasiswa dari BEM IPB dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di lingkup IPB berdemonstrasi di kawasan Tugu Kujang, yang berada di dekat Kampus IPB Baranangsiang dan juga KRB. Para mahasiswa membawa spanduk dan papan yang bertulisan penolakan terhadap rencana kedatangan Bush untuk bertemu Presiden Yudhoyono di Istana Bogor pada 20 Nopember 2006. Beberapa mahasiswa menyampaikan orasi di atas mobil bak terbuka dengan menyatakan penolakan mereka terhadap kehadiran Bush di Istana Bogor. Dalam kesempatan itu, Presiden BEM IPB mengemukakan bahwa George W Bush adalah sosok pemimpin dunia yang tidak mempunyai hati nurani dan telah membuat kekacauan di muka bumi dengan kebijakan agresif dan ekspansifnya. "Dampak arogansi (dari kebijakan Bush)-nya telah merusak beberapa negara, antara lain di Irak, Afghanistan, Lebanon, Palestina, Sudan dan beberapa negara berkembang lainnya," katanya. "Sekarang (dengan kunjungan itu) giliran Indonesia, negara yang kaya dengan sumberdaya alam (SDA) menjadi sasaran agenda terselubung dalam mewujudkan sikap arogansinya," katanya. Para mahasiswa menilai Indonesia mengalami kerugian politik, ekonomi dan sosial, sehingga kondisi itu hendaknya menjadi pertimbangan untuk tidak menerima Bush. "Sayangnya, (Presiden) SBY dan (Wapres) Jusuf Kalla lemah dan tidak berani menolak (kedatangan Bush)," katanya. Di bagian akhir, BEM-IPB menyampaikan sikap menolak kedatangan Bush ke Indonesia, meminta Mahkamah Internasional agar segera mengadili dan menghukum Bush sebagai pelanggar HAM dan penjahat perang, dan menuntut pemerintah SBY-JK menolak tegas segala bentuk intervensi asing. Hingga berita ini dilaporkan pukul 11:00 WIB, aksi mahasiswa dilanjutkan dengan berjalan kaki di sepanjang Jalan Padjajaran, sedangkan Presiden Yudhoyono masih berada di Istana Bogor. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006