Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengkritik seminar dan konferensi yang seringkali membahas soal infrastruktur tapi lebih mengajak agar cepat untuk merealisasi dan mengerjakan berbagai proyek yang belum terwujud.

"Kita harap jangan cuman diomongkan tapi harus dikerjakan juga. Jangan kita puas dengan seminar, jangan puas dengan konferensi tapi kita harus kerjakan," kata Jusuf Kalla saat membuka "Indonesia Infrastructure Week 2014" di Jakarta, Rabu.

Wapres menyukai salah satu logo peralatan olahraga "Nike" yaitu "Just do it" yang berarti bahwa harus segera mengerjakan jangan hanya berwacana saja.

Dikatakan Wapres, Indonesia sangat membutuhkan infrastruktur jalan, listrik, pelabuhan laut, bandar udara mengingat semua itu sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang pada akhirnya perekonomian akan berkembang.

"Kalau mau ditanya prioritasnya yang mana maka jawabannya tidak ada prioritas. Semua sektor prioritasnya sama," kata Wapres.

Jusuf Kalla mengingatkan tanpa listrik dan pelabuhan maka masyarakat tidak akan bisa apa-apa, disamping adanya infrastruktur tersebut akan mampu menambah lapangan pekerjaan.

"Kita sudah membicarakan banyak soal infrastruktur, jadi kita tidak butuh seminar lagi. Kita hanya butuh mengerjakan. Just do it," kata Jusuf Kalla.

Khusus untuk listrik, Wapres mengatakan bahwa Indonsia membutuhkan pembangkit 35 ribu mega watt karena jika tidak dipenuhi maka akan terjadi kekurangan pasokan listrik.

"Anda saat sampai di rumah apa yang dicari? Pasti anda mencari colokan listrik untuk alat telepon genggam anda yang habis batereinya," katanya.

Dalam pertemuan dengan sejumlah investor asing, Wapres mengatakan bahwa banyak investor yang menyatakan siapkan dana untuk membangun infrastruktur di Indonesia, sehingga tidak ada alasan lagi tidak ada dana.

Pembangunan pembangkit listrik memang perlu dilakukan agar tak ada penyusutan listrik, mengingat jumlah penduduk yang terus bertambah," kata Jusuf Kalla.

Wapres juga minta agar investor yang sudah mengantongi ijin membangun pembangkit listrik tapi dalam jangka waktu setahun tidak segera mengerjakan maka sebaiknya dibatalkan.

"Biar datang investor yang serius membangun pembangkit listrik, bukan yang ingin beli ijin," kata JK.

***2***







(T.A025/B/H015/H015) 05-11-2014 12:45:57

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2014