Jakarta (ANTARA News) - Penyederhanaan partai politik sangat diperlukan agar lebih fokus dalam melayani masyarakat sekaligus untuk efesiensi secara nasional, pada Pemilu 2009. "Hanya akan membuang tenaga jika banyak parpol yang maju pemilu, karena setiap parpol akan menyodorkan agendanya masing-masing," kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Pramono Anung dalam diskusi Dialektika Demokrasi RUU Sistem Pemilu 2009 Menuju Demokrasi Yang Berkualitas di Jakarta Media Centre, Jakarta, Selasa. Menurut dia, dengan sistem presidensil penyederhanaan parpol akan dapat menunjukkan efisiensi secara nasional, sehingga parpol akan lebih fokus dalam menyelesaikan masalah internal partai dan kenegaraan. Saat ini dalam sistem presidensil, lanjut Pramono, sebenarnya tidak ada masalah, kecuali adanya tarik-menarik pemegang mandat antara presiden dan wakil pesiden terutama imbas pembentukan Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program Reformasi (UKP3R). "Tiap hari Presiden membentuk unit tidak masalah, itu adalah kekuasan Presiden sepenuhnya. Persoalannya Presiden ragu-ragu, sehingga Presiden harus diyakinkan bahwa dia didukung oleh rakyat dan tidak bisa dihimpit-himpit oleh parpol," ujarnya. Seharusnya Presiden tidak perlu takut, karena dalam sejarah dunia, Presiden Yudhoyono mendapat kepercayaan dari rakyat hingga 60 persen, kata Pramono. "Presiden tidak perlu khawatir dalam sistem presidensil, pemilihan langsung oleh rakyat adalah paket lima tahunan. Jadi selama Presiden tidak melanggar UUD 1945 dan tidak melakukan korupsi yang dapat dibuktikan, maka posisi Presiden akan aman," katanya. Karena itu, sebagai partai oposisi, lanjut Pramono, PDIP akan terus mendukung sistem presidensil dengan harapan rakyat semakin sejahtera, politik demokratis, masyarakat dapat secara langsung melakukan "cek and balance". "Namun, dalam hal ini parlemen jangan terlalu lemah, karena pemerintah harus tetap dikontrol baik itu oleh masyarakat atau parpol," katanya. Sejak dua kali penyelenggaraan pemilu di era reformasi yaitu 1999 dan 2004 jumlah peserta pemilu cenderung menurun, hal itu terlihat pada 1999 peserta pemilu berjumlah 48 partai sedangkan pemilu 2004 diikuti oleh 24 partai.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006