Jakarta (ANTARA News) - Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Jakarta mengalami lonjakan hingga 150 persen.

Di Pasar Cengkareng Jaya, Jakarta Barat, misalnya, harga cabai rawit merah yang semula berada di kisaran Rp20.000-an per kilogram, kini melonjak menjadi Rp50.000 per kilogram atau naik 150 persen.

"Harga cabai rawit merah naik dari Rp20.000 jadi Rp50.000 per kilogram, kalau cabai besar lebih jauh lagi naiknya, dari Rp20.000 jadi Rp60.000 per kilogram," kata Samanhudi (28) di Jakarta, Rabu.

Pedagang cabai lain di pasar yang sama, Sukmayanti (20), mengatakan harga cabai merah besar adalah yang termahal, Rp65.000 per kilogramnya.

Harga cabai di pasar Gang Kancil Jakarta Barat pun tak berbeda jauh. Di kios Aminah (43), cabai rawit juga mencapai Rp50.000 per kilogramnya.

Dari kedua pasar tersebut, para pedagang kompak mengatakan kenaikan dimulai sejak sekitar dua pekan lalu.

"Kenaikan sudah sejak dua minggu lalu lah kira-kira, bertahap dulu sih naiknya, awalnya cabai rawit naik jadi Rp38.000, eh sekarang melonjak jadi Rp50.000," kata Samanhudi.

Berbagai alasan dikemukakan para pedagang terkait penyebab naiknya harga cabai.

Aminah mengira kenaikan disebabkan adanya spekulasi akan wacana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Katanya sih gara-gara Pak Jokowi mau naikin harga bensin, jadi semua pada dinaikin," kata nenek lima cucu itu.

Sementara Samanhudi mengatakan kenaikan harga dipicu kurangnya pasokan dari daerah penghasil cabai.

"Pasokan di Pasar Induk (Keramat Jati) kurang. Katanya sih dari Jawa-nya kurang, sebabnya tidak tahu, tapi kami beli bebas kok tidak dibatasi, sekuat uangnya saja beli berapa," kata Samanhudi yang sehari paling banyak mampu menjual 15 kilogram cabai itu.

Di Pasar Senen, Jakarta Pusat, harga cabai juga ikut merangkak naik, di kios Yati, misalnya, harga cabai rawit merah yang semula seharga Rp18.000 per kilogram naik menjadi Rp45.000 hingga Rp50.000 per kilogram.

"Sekarang cabai yang kualitasnya buruk pun ada yang mau beli, yang agak busuk, harganya kita kasih Rp25.000, Rp30.000 per kilogram," kata Yati Rahayu (30), pedagang di Pasar Senen.

Yati sendiri mengaku mendapat kabar penyebab kenaikan harga cabai diakibatkan oleh rencana kebaikan BBM.

"Biasa kalau mau naik BBM harga-harga pada naik, tapi biasanya dua-tiga bulanan setelah itu stabil kembali," kata Yati yang mengaku tak menimbun cabai karena dibatasi pembeliannya oleh agen di pasar Induk.

Dari pengamatan Antara News, suasana di beberapa pasar tradisional di DKI Jakarta sendiri masih ramai.

"Paling kalau pun ada yang kurang ya yang biasanya beli satu kilo jadi setengah kilo, tak ada perubahan drastis apalagi pembeli sampai mogok belanja cabai," kata Samanhudi.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2014