Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Negara RI (Kapolri), Jenderal Pol. Sutanto, menegaskan bahwa ledakan yang terjadi di restoran siap saji A&W di Kramat Jati Indah (KJI), Jakarta Timur, tidak ada kaitannya dengan rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS), George Walker Bush. "Itu kan tidak ada kaitannya dengan yang kemarin," katanya di Jakarta, Rabu, saat dimintai keterangan oleh wartawan mengenai apakah ada peningkatan pengamanan dalam kunjungan Presiden Bush pasca-ledakan di KJI yang terjadi Sabtu (11/11). Ia menegaskan hal tersebut usai acara pelantikan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Didi Widayadi, yang menggantikan posisi Arie Soelendro di Kantor Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Men PAN). Menanggapi jadwal kunjungan Presiden Bush yang menjadi tamu negara Presiden Susilo Bambang Yidhoyono di Istana Bogor pada 20 November 2006, Kapolri menjelaskan, sebagai tuan rumah yang baik, maka Indonesia harus menyiapkan segala sesuatunya secara maksinal, termasuk pengamanannya. "Demikian juga kepala negara kita, kalau ke luar negeri juga disiapkan momen yang baik," katanya. Pengamanan, menurut dia, harus dilakukan, agar keberadaan tamu negara di Indonesia menjadi aman, lancar, sehingga kegiatannya selama di Indonesia bisa berjalan sesuai rencana. "Kita jadi tuan rumah yang baik. Kan kita semua beragama, semua agama kan mengajarkan demikian. Saya kira dalam agama kita juga diajarkan kita harus menjadi tuan rumah yang baik. Rasullulah kan demikian, agama lain pun demikian juga," ujarnya. Mengenai jumlah personel kepolisian yang dikerahkan saat kunjungan Bush, Kapolri mengatakan, seluruh kewenangan tersebut sudah menjadi tanggungjawab Kepolisian Wilayah (Polwil) Bogor dan Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar). (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006