Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengatakan, pengalihan subsidi BBM dilakukan pemerintah agar dapat menambah jumlah alokasi anggaran belanja yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

"Keputusan pengalihan subsidi BBM ke sektor produktif untuk menghasilkan anggaran belanja yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan," kata Joko Widodo dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin malam.

Sebagaimana diketahui, pengalihan BBM subsidi itu mengakibatkan harga BBM subsidi naik sebesar Rp2.000 per liter sehingga bensin jenis premium naik dari Rp 6.500 menjadi Rp8.500 per liter. Sedangkan harga solar naik dari Rp5.500 menjadi Rp7.500 per liter.

Presiden Jokowi mengingatkan, selama ini negara membutuhkan dana seperti untuk infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

Namun, lanjutnya, anggaran itu kerap tidak tersedia karena dihamburkan untuk subsidi BBM.

Kenaikan harga tersebut mulai berlaku pada Selasa, 18 November 2014, pukul 00.00 WIB, dan berlaku serentak di seluruh wilayah Idnonesia.

Sementara harga kerosene atau minyak tanah tetap yaitu sebesar Rp2.500 per liter.

Presiden menyatakan, untuk rakyat kurang mampu akan disediakan perlindungan sosial berupa paket Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar.

"Ini untuk menjaga daya beli masyarakat dan memulai usaha-usaha di ekonomi produktif," katanya.

Jokowi juga mengemukakan, pasti akan bermunculan pendapat baik yang setuju maupun yang tidak setuju, tetapi pemerintah akan menghargai hal tersebut.

Pewarta: MA Iskandar dan MR Rahman
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014