Dili (ANTARA News) - Presiden Timor Leste Xanana Gusmao meminta maaf atas terjadinya kerusuhan yang melanda negara itu dalam enam bulan belakangan ini, dan mengatakan pemerintahnya telah membuat "kesalahan-kesalahan". Berbicara di Istana Presiden di Dili Jumat petang, Gusmao menyerukan rekonsiliasi. "Saya meminta maaf kepada rakyat... dalam enam bulan terakhir rakyat telah menderita, hidup dalam kekuatiran dan terpecah," kata Gusmao seperti dilaporkan AFP. Faksi-faksi dalam militer dan polisi terlibat kerusuhan yang melanda Dili dan kota-kota sekitarnya April dan Nopember, yang menewaskan paling tidak 37 orang. Kerusuhan itu menyusul pemecatan hampir sepertiga dari angkatan bersenjata negara itu oleh PM (waktu itu) Mari Alkatiri. "Kami tahu bahwa kami salah. Kesalahan-kesalahan kami meluas dan berdampak pada anda semua-- orang-orang tua, dewasa dan anak-anak. Kesalahan kami juga menjalar ke angkatan bersenjata," kata Gusmao. Gusmao, pahlawan perang berdarah bangsa itu bagi kemerdekaan, mengatakan inilah saatnya melupakan pertikaian dan saling memaafkan. Pekan lalu paling tidak empat orang tewas dalam aksi kekerasan baru. Insiden itu terjadi setelah PM Jose Ramos Horta memuji satu unjukrasa damai yang diselenggarakan ratusan pemuda Timor Leste, Senin, termasuk para anggota kelompok yang berseteru yang berkelahi di ibukota itu awal tahun ini. Pertumpahan darah April lalu memaksa penggiriman 3.200 tentara perdamaian yang dipimpin Australiaa untuk memulihkan ketertiban. Anggota pasukan itu menurun menjadi 1.000 personil, yang didukung oleh kehadiran sekitar 1.000 polisi PBB.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006