Jakarta (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush menanyakan realisasi dari komitmen AS untuk membantu pembangunan sistem peringatan dini (early warning system) bencana Tsunami di Indonesia dalam dialog dengan sembilan tokoh di Bogor, Senin. "Saya menceritakan bagaimana rencana dan komitmen Indonesia dalam membangun sistem peringatan dini tsunami dan Bush langsung menanyakan apakah AS juga sudah membantu," kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Ridwan Jamaluddin yang dihubungi dari Jakarta, Senin malam. Dengan pertanyaan tersebut, ujarnya, Bush menunjukkan ketertarikannya pada pembangunan sistem peringatan dini Tsunami di Indonesia dan meyakinkan dirinya bahwa AS juga ikut membantu dalam pembangunan sistem tersebut. Bush juga menanyakan, soal kerja sama yang akan dan telah dilakukan antara kedua negara dalam pembangunannya, serta pertanyaan teknis seputar sistem tersebut seperti catatan Global Positioning System (GPS). "Saya menginterpretasikan pertanyaan-pertanyaan Bush itu dengan tawaran kesempatan lainnya seputar sistem itu, karena MOU (Nota Kesepahaman) kedua negara untuk mengembangkan kerja sama teknis untuk Meningkatkan Kemampuan Sistem Peringatan Dini Tsunami dan Mitigasi Bencana memang sudah ada. Tak ada tawaran dana secara langsung," ujarnya. Dalam dialog Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan George W Bush itu, sembilan tokoh sipil Indonesia yang diundang selain Peneliti kelautan BPPT Ridwan Djamaludin itu, juga Pakar Fisika, Johanes Surya, peneliti Bio Teknologi LIPI Adi Santoso, Cendikiawan Muslim Komarudin Hidayat, dan Ketua Badan Integrasi NAD Yusny Saby. Juga Ekonom Muhamad Ikhsan, Wakil Ketua Majelis Rakyat Papua, Frans Wos Pakrick, pakar pendidikan Arief Rahman dan Pakar Ontology RSCM Nila Farid Moeloek. Dalam pertemuan dengan sembilan tokoh sipil yang berlangsung secara terbuka dan kritis konstruktif itu, ditekankan perlunya meningkatkan kerja sama kedua negara yang dapat secara langsung meningkatkan kualitas hajat hidup rakyat Indonesia secara keseluruhan.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006