Teheran (ANTARA News) - Iran dan Zimbabwe hari Senin berjanji memperkuat hubungan dan mendorong perlawanan terhadap AS, yang menjelek-jelekkan pemerintah-pemerintah di Teheran dan Harare sebagai "pelopor tirani". "Kami tidak menerima dominasi AS dan Inggris di dunia. Kami akan bekerja sama untuk mengakhiri dominasi itu," kata Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad ketika menyambut Presiden Zimbabwe Robert Mugabe pada awal kunjungan empat harinya ke Iran. "Kami sepakat menentang negara-negara seperti AS, yang beranggapan bahwa dunia milik mereka sendiri... kami harus melakukan pembelaan," kata Mugabe. Zimbabwe dan Iran sama-sama memusuhi Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice, yang menyebut Belarus, Kuba, Iran, Myanmar, Korea Utara dan Zimbabwe sebagai "pelopor tirani". "Iran dan Zimbabwe berpikiran sama dan telah disebut-sebut sebagai (anggota) `poros kejahatan`, siapa mereka ini yang menilai kami?" kata Mugabe, menunjuk pada pernyataan Presiden AS George W. Bush mengenai Iran, Korea Utara dan Irak (era Saddam Hussein) setelah serangan-serangan 11 September terhadap AS. "Negara-negara yang memiliki pemikiran sama harus maju bersama-sama," kata Mugabe. Iran adalah salah satu negara yang disambut Mugabe sebagai bagian dari kebijakan "Lihat Timur" pemerintahnya, yang antara lain diberlakukan karena pengucilan Zimbabwe oleh Barat setelah negara itu melakukan reformasi tanah kontroversial dan dituduh melakukan kecurangan dalam pemilihan umum pada 2000 dan 2002. Hubungan beku AS dengan Iran semakin memburuk menyangkut program nuklir Teheran. Washington menuduh program pengayaan uranium Iran bertujuan membuat senjata nuklir. Iran menekankan bahwa mereka hanya menggunakan uranium yang diperkaya untuk kepentingan pembangkit listrik tenaga nuklir, sesuatu yang boleh dilakukan negara itu selaku penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006