Washington (ANTARA News) - Para petugas imigrasi yang kasar dan penundaan visa membuat jutaan pengunjung asing menjauh dari Amerika Serikat, merugikan citra negara yang sudah rusak, dan menghilangkan penerimaan miliaran dolar AS, menurut kelompok penganjur yang dibentuk untuk mendorong sistem yang lebih baik. Untuk mendorong masalah tersebut, Discover America Partnership merilis hasil survei global Senin yang memperlihatkan bahwa para pelancong internasional melihat Amerika Serikat sebagai negara terburuk di dunia dalam hal mendapatkan visa dan, sekali anda telah memperolehnya, menuntun anda melewati para petugas imigrasi yang kasar. Survei tersebut, atas 2.011 pelancong internasional di 16 negara, dilakukan oleh RT Strategies, sebuah perusahaan jajak pendapat yang berbasis di Virginia, bagi Discover America Partnership, kelompok yang diluncurkan September dengan dukungan multi juta dolar dari serangkaian perusahaan termasuk InterContinental Hotels Group, Anheuser Busch dan Walt Disney Parks and Resort. Survei tersebut menunjukkan bahwa Amerika Serikat diperingkatkan "paling buruk" dalam masalah visa dan prosedur keimigrasian dengan dua kali lipat dari persentase pelancong sebagai tujuan berikut yang dianggap sebagai tak bersahabat -- Timur Tengah dan subkontinen Asia. Lebih dari separuh pelancong yang disurvei itu mengatakan para petugas imigrasi AS kasar dan duapertiga mengatakan mereka kawatir mereka akan ditangkap saat tiba di Amerika Serikat akibat kesalahan sepele dalam pengisian formulir mereka atau karena mengatakan hal yang keliru kepada petugas imigrasi. Survei terebut diselenggarakan antara 25 Oktober hingga 9 November dilatarbelakangi meningkatnya kekawatiran di sebagian komunitas bisnis AS berkenaan penurunan terus menerus jumlah orang asing yang mengunjungi Amerika Serikat. "Antara 2000 hingga 2006, jumlah pengunjung luar negeri, tidak termasuk mereka yang berasal dari Meksiko dan Kanada, menurun dengan 17 persen," kata Geoff Freeman, Direktur Eksekutif Discover America Partnership, "dan perjalanan bisnis dalam periode itu telah anjlok 10 persen." Statistik Asosiasi Industri Perjalanan menunjukkan bahwa andil AS dalam turisme dunia merosot dari 7,4 persen pada 2000 menjadi 6 persen tahun lalu. Kenaikan satu persentase poin, menurut asosiasi tersebut, akan berarti 7,5 juta kedatangan tambahan, 12,3 miliar dolar pengeluaran tambahan, 150.000 lapangan pekerjaan tambahan, 3,3 miliar dolar gaji tambahan dan 2,1 miliar pajak tambahan. Dengan sekitar 50 juta pengunjung per tahun, Amerika Serikat merupakan tujuan paling populer ketiga dunia, sesudah Spanyol dan Perancis. "Masalahnya adalah bahwa sejak 11 September, negara ini telah memandang para pengunjung lebih sebagai ancaman daripada kesempatan," Freeman mengatakan. "Proses masuk telah menciptakan iklim ketakutan dan frustrasi yang terus menjauhkan para pengunjung asing," demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006