Shanghai (ANTARA News) - China bermaksud membangun salah satu pembangkit tenaga listrik tenaga matahari terbesar di dunia dengan biaya sekitar 765 juta dolar, demikian dilaporkan pers setempat Selasa. Fasilitas 100-megawatt tersebut, akan dibangun di Dunhuang, sebuah kota oasis di provinsi Gunsu China barat laut, dan merupakan upaya kerjasama antara pemerintah lokal dan Zhonghao New Energy Investment Beijing, kata kantor berita Xinhua. Pembangunan proyek tersebut akan membutuhkan waktu lima tahun. Laporan tersebut menyusul rencana yang diumumkan oleh Australia bulan lalu untuk membangun pembangkit tenaga listrik terbesar di dunia, raksasa 154-megawatt, yang dikatakan pembangunnya dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 400.000 ton per tahun. Australia, seperti Amerika Serikat, telah menolak untuk menandatangani Protokol Kyoto terkait perubahan iklim, dan stasiun tersebut merupakan bagian dari pemikiran kembali Australia atas kebijakan lingkungan hidup nasional, yang mendapat kritikan tajam di dalam negeri dan di luar negeri. China di pihaknya sendiri, yang menandatangani kesepakatan Kyoto pada 1998, adalah pembuang gas perubahan iklim terbesar kedua di dunia sesudah Amerika Serikat, dan pembakar batu bara terbesar di dunia. Sekitar 70 persen dari energi China datang dari pembakaran minyak fosil dan ratusan lebih pembangkit tenaga listrik berbahan bakar batu bara dibangun setiap tahun. China telah menetapkan sasaran bagi energi terbarukan sebesar 16 persen dari produksi energi keseluruhannya sebelum 2020 dan akan menaikkan efisiensi energi per unit dari produk domestik bruto (PDB) dengan 20 persen selama empat tahun mendatang. Namun telah ada tanda-tanda bahwa target itu tidak tercapai, dengan energi per unit dari PDB naik 0,8 persen dalam paruh pertama tahun ini, menurut angka-angka pemerintah yang dikutip AFP.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006