Manado, (ANTARA News) - Taman Nasional Bunaken (TNB), Sulawesi Utara (Sulut), "dikepung" ratusan kubik sampah dari kepulauan Kalimantan dan Kabupaten Sangihe, sehingga mengganggu lingkungan dan keindahan wisata laut. Ketua Dewan Pengelolah Taman Nasional Bunaken (DPTNB), Freddy Sualang, Rabu (22/11) di Manado mengatakan, puluhan kubik kayu hasil perambahan hutan di Kalimantan telah mengotori TNB dan menyebabkan kondisi lingkungan laut dan ekosistem terancam "Sampah dari Kalimantan umumnya terbawa arus dan menyebar di wilayah konservasi TNB, dan bisa saja merusak biota atau ekosistem laut," ungkap Sualang, juga Wakil Gubernur (Wagub) Sulut. Taman nasional yang dikenal luas dimancanegara, juga menerima "kiriman" sampah dari Kepulauan Sangihe dan Talaud (Satal), karena banyak kapal-kapal penangkap ikan membuang sisa sampah atau kotoran di tanjung pulau Tongkaina, yang juga masih areal TNB. Pemerintah Propinsi (Pemprop) Sulut melalui Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) akan membuat jaring khusus penangkal "kiriman" sampah, sehingga tidak mengganggu ekosistem laut TNB, serta mengharapkan pengamanan TNI Angkatan Laut dan Polisi Air Udara (Polairud), membantu pengamanan wilayah itu. Menurut Sualang, selain "kiriman" sampah dari kalimantan dan Satal, areal TNB merupakan tempat pertemuan atau muara lima sungai di Sulut, termasuk sungai Tondano yang banyak menghasilkan sampah rumah tangga ketika terjadi musim hujan. "DAS Tondano paling banyak menyuplai sampah organik maupun non organik, akibat keserakahan manusia tidak memperhatikan dan menjaga lingkungan," ujar Sualang. Sebelumnya, DPTNB bersama Pemprop Sulut melakukan rapat umum tentang implementasi Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) No19 tahun 2004, tentang pengaturan kepengurusan taman laut tersebut dengan melibatkan pihak swasta, LSM dan masyarakat. "Dalam rapat umum tersebut, membahas tentang penguatan lembaga pengelolaan DPTNB serta upaya penyelamatan wisata laut itu menjadi lebih baik dan terus dikenal luas baik nasional maupun mancanegara," jelas Sualang. Sekretaris DPTNB, Ir Pengky Pangemanan mengatakan, pihaknya bersama Pemprop Sulut telah mengusulkan permintaan bantuan kepada UNDP, untuk menghibahkan dana abadi guna membantu pengelolaan dan konservasi pengelolaan taman laut dan hutan. "Upaya permintaan bantuan kepada UNDP, guna memperkuat proses konservasi laut dan hutan, agar tidak rusak akibat kelalaian manusia," tambah Pangemanan.(*) NNNN

COPYRIGHT © ANTARA 2006