Pekanbaru (ANTARA News) - Pesawat tempur Hawk 209 milik TNI Angkatan Udara yang jatuh di ujung landasan pacu Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru Selasa (21/11), dievakuasi secara diam-diam pada tengah malam. "Evakuasi bangkai pesawat tempur itu kita lakukan pada malam hari agar tidak mengganggu penerbangan domestik di bandara SSK II," ungkap Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Landasan Udara TNI-AU Pekanbaru, Mayor Dede Nasarudin, di Pekanbaru, Rabu. Ia memberikan alasan tersebut ketika ditanya perihal evakuasi bangkai pesawat tempur yang ketika jatuh mengeluarkan suara dentuman cukup keras dengan posisi telentang. Sebelumnya Dede mengungkapkan evakuasi dilakukan pada Rabu pagi, namun ternyata dilakukan tengah malam secara diam-diam agar tidak diketahui pers. Padahal, tim Penyelidik Penyebab Kecelakaan Pesawat Terbang (PPKPT) dari Jakarta datang ke Pekanbaru pada Rabu pagi melakukan penyelidikan terhadap kondisi pesawat itu. Dia mengatakan, evakuasi pesawat dilakukan selama enam jam, yakni sejak pukul 23.00 WIB hingga 05.00 WIB dengan menggunakan Kren atau penarik pesawat terbang. Selain itu pesawat ditarik dalam kondisi utuh tanpa harus memotong sedikitpun badan pesawat. Pernyataan dari Kapentak Lanud Pekanbaru itu sangat bertolak belakang dengan pernyataan beberapa orang penduduk yang bermukim disekitar lokasi bandara. Seperti yang dituturkan warga kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai yang tinggal dekat lokasi jatuhnya pesawat Situmorang (46) mengatakan bahwa evakusi pesawat dilakukan dengan cara memotong beberapa bagian badan pesawat dan evakuasi dilakukan hanya selama dua jam saja. Sementara itu, pemantauan ANTARA News di lokasi terjatuhnya pesawat nampak Drop Tank Hawk 209 tertinggal di TKP. Pesawat yang telah dievakuasi itu, kata Dede, kini telah dimasukkan ke Skadron Teknik Lanud TNI-AU Pekanbaru untuk kemudian diperiksa oleh Tim P3KPT yang berjumlah 20 orang.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006