Istanbul (ANTARA News) - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan hari Rabu mendesak negara Arab bergabung dalam pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Libanon untuk memantau gencatan senjata dengan Israel, kata kantor berita Anatolia. "Timur Tengah sedang membara. Ada seruan melakukan sesuatu untuk itu, tapi apakah Anda hanya akan duduk di pinggir seperti penonton? Apakah Anda hanya akan memberi saran?" kata Erdogan mempertanyakan pada pertemuan usaha antarbangsa, yang diadakan kelompok usaha Muslim. "Saya ingin menyeru Liga Arab. Mereka harus memberi semua dukungan dengan sikap sangat jelas," kata Erdogan yang dkutip AFP. Pemimpin Turki itu menggarisbawahi bahwa negara anggota Liga Arab, yang juga anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, harus ikut pasukan penjaga perdamaian guna mewujudkan perdamaian di kawasan tersebut. "Masalah itu tidak dapat diatasi dengan menyerahkannya hanya kepada Libanon. Persoalan itu tidak dapat diberikan hanya kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Erdogan. Qatar adalah yang pertama dan sejauh ini merupakan satu-satunya negara Arab dengan janji menyumbang tentara untuk memperkuat Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Libanon (Unifil). Keamiran itu bulan September menyatakan akan mengirim sekitar 300 tentara untuk pasukan tersebut. Turki saat ini menempatkan 261 tentaranya di Unifil dan menjadi negara pertama Muslim bergabung dengan gerakan pemeliharaan perdamaian tersebut. Dengan kedatangan terahir satuan Turki, tentara Unifil berjumlah 7.340 orang atau hampir separuh dari jumlah pasukan berkekuatan 15.000 tentara, yang diizinkan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengawasi gencatan senjata 14 Agustus antara Israel dan Hizbullah. Kini terdapat 5.808 tentara, termasuk 261 serdadu Turki, yang tengah bulan lalu digelar antara sungai Litani dan Garis Biru, yang ditetapkan badan dunia itu, yang berfungsi sebagai perbatasan Israel-Libanon. Juga ada 1.532 pelaut, yang mengawasi pantai di bawah kepemimpinan Jerman. Unifil, yang bermarkas di pelabuhan Naqura, Libanon selatan, berada dalam komando Jenderal Alain Pellegrini dari Prancis. Pasukan lain tiba adalah dari Indonesia pada 9-10 Nopember dengan penggelaran selanjutnya diperkirakan dilakukan bulan itu. Berikut adalah jumlah kekuatan Unifil sampai 22 November: Pasukan darat: Jerman 2 Cina 187 Belgia 351 (kesehatan) Spanyol 796 Finlandia 20 (teknisi) Prancis 1.546 Gana 651 India 671 Italia 1.058 Irlandia 9 (teknisi) Luksemburg 2 Norwegia 2 Polandia 245 Turki 268 Indonesia 129 Pasukan darat memiliki dua markasbesar, yakni di Marjayun di bawah komando Spanyol dan Tebin di bawah komando Italia. Satu pasukan reaksi cepat terdiri atas 900 tentara Prancis berpangkalan di Frun. Pasukan laut: Jerman 895 Bulgaria 108 Denmark 67 Yunani 200 Swedia 41 Turki 233 Satuan tugas angkatan laut terdiri atas delapan kapal perang, dengan empat lagi di Siprus menunggu penggelaran dan tujuh lagi dijadwalkan tiba di wilayah itu, dengan jumlah seluruhnya 19 kapal. Rombongan tentara Indonesia, yang berjumlah 129 orang, bergabung dengan pasukan Unifil ahir pekan lalu, sehingga jumlah pasukan antarbangsa itu menjadi sekitar 9.700 orang dari 21 negara, kata pernyataan Unifil di Beirut.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006