Washington (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat berencana mengirim lebih banyak kontraktor militer swasta ke Irak sebagai bagian dari upaya Presiden Barack Obama untuk menumpas gerakan Daulah Islam (ISIS), demikian keterangan pejabat senior di Washington.

Persiapan pengiriman kontraktor tambahan--yang mempunyai tanggung jawab luas dari keamanan, perbaikan kendaraan, dan makanan--dinilai sebagai komitmen Obama ke Irak. Sudah umum diketahui bahwa saat pasukan Amerika Serikat pergi ke medan perang, kontraktor swasta akan mengikuti untuk mengerjakan hal-hal selain perang.

Pada bulan lalu, Obama mengesahkan penambahan pasukan ke Irak sebanyak dua kali lipat menjadi 3.100. Mereka tidak turun langsung ke medan peperangan melainkan hanya berperan sebagai penasihat taktis.

"Sudah pasti bahwa akan ada sejumlah kontraktor untuk mendukung pekerjaan militer," kata seorang pejabat senior Amerika Serikat yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Ketergantungan Washington kepada kontraktor nampak saat Menteri Pertahanan Chuck Hagel mengunjungi Baghdad pada bulan ini. Dia saat itu berkeliling di ibu kota Irak dengan menggunakan helikopter yang dioperasikan oleh pihak swasta.

Setelah sempat turun pada akhir 2011, jumlah kontraktor Departemen Luar Negeri Amerika Serikat di Irak kembali naik sebesar lima persen sejak Juni lalu.

Sebagai contoh, Departemen Luar Negeri menambah personil militer swasta dari 39 menjadi 57 untuk melindungi konsulat Amerika Serikat di Erbil yang terancam oleh serangan kelompok ISIS.

Pasukan swasta itu disediakan oleh perusahaan Triple Canopy, anak perusahaan Group Constellis yang merupakan kontraktor terbesar Departemen Luar Negeri untuk bidang pengamanan.

Kehadiran kontraktor swasta di Irak menjadi kontroversial karena pada September 2007 lalu perusahaan yang bergerak di bidang keamanan Blackwater terlibat dalam pembunuhan 14 warga Irak yang tak bersenjata.

Para pegawai Blackwater kemudian dihukum pada Oktober lalu karena tuduhan pembunuhan massal dan memicu pemerintah di Washington untuk mempertimbangkan kembali penggunaan jasa kontraktor dalam operasi militer.

Saat ini, hampir semua kotraktor asal Amerika Serikat yang berada di Irak bekerja untuk Departemen Luar Negeri. Penarikan pasukan dari Irak pada 2011 lalu membuat kementerian tersebut terpaksa menggunakan jasa militer swasta untuk melindungi fasilitas diplomatik serta penyediaan makanan dan logistik.

Pada masa jayanya, kontraktor swasta untuk Departemen Keamanan pernah mencapai 163.000 orang pada 2008. Namun jumlah tersebut semakin turun seiring dengan penarikan pasukan militer oleh Washington.

Juru bicara Pentagon Mark Wright mengatakan bahwa hanya ada beberapa kontraktor yang tersisa di Irak, itupun mereka kini melapor ke Departemen Luar Negeri. Pada akhir 2013, Pentagon masih mempekerjakan sekitar 6.000 kontraktor di Irak untuk mendukung aksi penjualan senjata ke pemerintah Baghdad, demikian Reuters.

(G005)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014