Jakarta (ANTARA News) - Peta dan arah kebijakan perkeretaapian nasional hingga kini belum jelas dan hal ini berakibat tidak konsistennya pemerintah dalam menentukan skala prioritas pembangunan infrastruktur kereta api. Demikian penegasan mantan Menteri Perhubungan Giri Suseno dan Sekjen Serikat Pekerja PT Kereta Api (KA) Kantor Pusat Bandung Rachmadi dalam Jakarta Railway Forum di Jakarta, Kamis. Menurut Giri, hingga kini wajah dan wujud perekeretaapian nasional belum jelas mau ditugasi apa ke depan, yakni apakah tetap membantu pemerintah dalam menyediakan transportasi publik atau dituntut mencari profit seperti swasta lainnya. "Nah, jawaban atas roadmap ini sangat penting untuk dikedepankan. Apalagi, saat ini RUU Perkeretaapian yang baru sedang dibahas dengan Komisi V DPR," kata Giri. Jika jawabannya adalah yang pertama yakni sebagai infrastruktur penduduk untuk pelayanan transportasi publik, maka dia berfungsi sebagai infrastruktur. "Jika ini yang dipilih maka wajar jika PT Kereta Api tidak harus untung," kata Giri. PT KA tidak untung, kata Giri, karena harus menjalankan fungsi pelayanan publik dan untuk ini dia berhak mendapatkan subsidi dengan mekanisme Public Service Obligation (PSO). Sedangkan, lanjutnya, jika pemerintah memilih PT KA sebagai perusahaan swasta (private sector), maka dia harus untung dan tak berkewajiban melayani kelas "bawah". "Sekarang mau pilih yang mana, terserah pemerintah dan DPR," katanya. Padahal, tren di negara maju, tegasnya, ongkos tranportasi publik makin ditekan. "Makin kecil prosentasenya dari total penghasilan masyarakat, makin bagus," ujar Giri. Sementara itu, menurut Rachmadi, perkeretaapian nasional tak maju hingga kini karena pemerintah tidak konsisten dengan rencana induk yang telah dibuatnya sendiri. "25 tahun lalu, konsep Manggarai sebagai pusat pertemuan KA komuter dan jarak jauh sudah ada, tetapi sampai sekarang tak jelas dan malah dikaji ulang," katanya. Selain itu, kata Rachmadi yang juga Kasubdit Perencanaan PT KA Daop I Jakarta ini, belum tuntas memikirkan jalur KA rel dwiganda Cikarang-Manggarai, sudah muncul lagi rencana Railink Bandara dan sebagainya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006