Makassar (ANTARA News) - Pengunjung mal Makassar Trade Center (MTC), Jumat siang, panik dan berhamburan keluar sambil berteriak historis ketika guncangan gempa bumi berkekuatan 5,1 pada skala richter menggetarkan pusat pembelanjaan itu yang oleh mereka dikira getaran ledakan bom. "Saya kira ada ledakan bom di lantai empat," ujar Lely yang mengaku masih trauma dengan kejadian yang baru dialaminya. Saat itu, kata Lely, ia sedang melihat-lihat barang yang akan dibelinya dan tiba-tiba merasakan getaran yang cukup kuat. Tidak hanya Lely, sebagian besar pengunjung juga panik dan berlarian keluar sambil berteriak:"ada bom!. Kepanikan warga tidak hanya terjadi di mal MTC, di gedung DPRD Sulsel, para anggota dewan pun berlarian meninggalkan gedung saat merasakan getaran. Beruntung saat itu beberapa pertemuan yang digelar di komisi baru saja usai. "Getarannya memang sangat terasa, sampai-sampai meja dan kursi bergoyang," ujar Arfandy, anggota Komisi D DPRD Sulsel yang saat itu juga segera berlarian meninggalkan ruangan komisinya. Kepala Balai Besar Meteorologi dan Geofisika IV Makassar, Hendar Gunawan mengungkapkan bahwa guncangan gempa dirasakan warga di berbagai kabupaten di Sulsel maupun di Sulawesi Barat seperti Polewali, Majene, Mamuju, Sidrap, Palopo, Bulukumba, Parepare, Pinrang dan Makassar dengan kekuatan II sampai III MMI. "Di Kota Makassar misalnya, getaran terasa pada kekuatan III MMI," kata Hendar dengan menambahkan, getaran gempa ini akan terasa di daerah-daerah pada radius 360 km dari pusat gempa. Hendar juga mengatakan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami dan juga kecil kemungkinan akan menimbulkan kerusakan fisik di daratan provinsi Sulsel dan Sulbar. "Kalau pusat gempanya di daratan, maka dengan gempa berkekuatan 5,1 SR ini, kerusakan fisik mungkin bisa terjadi," ujarnya. Gempa bumi yang terjadi pukul 14.33 WITA itu berpusat di Selat Makassar, sekitar 76 kilometer Barat Daya Majene, Sulawesi Barat atau 150 km Barat Daya Makassar dengan koordinat 4.09 da, 118.56 Bujur Timur dengan kedalaman 113 km dibawah permukaan laut. Sementara itu, kepanikan yang sama juga terjadi di Majene, dimana warga setempat berhamburan keluar rumah karena takut terjadi keruntuhan bangunan. Namun Kepala Sentra Pelayanan Polres Majene, Aiptu Bakri Saleh, mengatakan, getaran gempa di daerahnya dirasakan cukup kuat namun hanya berlangsung sekitar lima detik sehingga kecil kemungkinan terjadi kerusakan bangunan. Namun demikian, pihak masih terus memonitor situasi di berbagai desa di Majene terkait dampak gempa tersebut.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006