Bogor (ANTARA News) - Seorang ibu berusia 35 tahun yang diduga telah memakan bayi yang dilahirkannya, dan kemudian ditemukan polisi di Cimanggis, Depok, Selasa (21/11), dan kini masih dirawat di Rumah Sakit Marzoek Mahdi (RSMM), Bogor, belum ditangani secara psikiatrik. "Sisi psikiatriknya belum ditangani karena ternyata kondisi fisiknya masih sangat lemah. Waktu masuk ke rumah sakit ini, Hb (haemoglobin) hanya 2, padahal idealnya 12, sehingga kini penanganannya adalah untuk 'menormalkan' Hb-nya," kata Wakil Direktur Umum RSMM, Amir Hamzah Mauzzy, kepada ANTARA di Bogor, Minggu. Perempuan yang disebut-sebut media massa asal Kebumen, Jawa Tengah itu, akhirnya Rabu (22/11) dinihari dikirim ke RSMM Bogor, setelah Polsek Cimanggis mendapat laporan warga yang mencium bau busuk menyengat dari sebuah rumah kosong di jalan akses Universitas Indonesia (UI) Depok menuju kawasan Kelapa Dua, Cimanggis. Berdasarkan penyelidikan polisi, setelah warga menemukan jasad bayi berkelamin laki-laki dalam keadaan gosong -- diduga akibat dibakar -- kemungkinan bayi yang sudah tidak utuh lagi itu adalah anak yang dilahirkan di rumah kosong Kampung Baru RT 10/RW 11, Kelurahan Tugu, Cimanggis, tempat perempuan itu selama ini dikenal warga menempati rumah dimaksud. Menurut Amir, akibat kondisinya yang masih sangat labil -- baik dari sisi kesehatan maupun kejiwaannya, pasien tersebut saat ini ditempatkan di sebuah ruang isolasi khusus di RSMM. "Karena kondisi fisik dan kesehatan jiwanya sangat labil, maka kita tempatkan di ruang khusus, dan kebetulan tidak ada pasien lainnya," katanya. Ia juga menjelaskan pihaknya hingga kini sebenarnya juga tidak memberikan nama "Sumanti" kepada pasien itu, namun media massa menyebutkan identitas tersebut dalam laporan mereka. "Mungkin saja agar masyarakat punya persepsi mirip kasus Sumanto, tapi sebenarnya identitas, baik nama dan lainnya dengan penyebutan Sumanti, mestinya tidak dilakukan dengan pertimbangan yang lebih bijak," katanya. Sumanto, adalah pria kanibal asal Kabupaten Purbalingga, Jateng, yang diketahui memakan mayat beberapa tahun lalu. Khusus mengenai pasien yang ditemukan di Depok itu, menurut Amir, pihaknya juga meminta pengertian kepada media massa, agar tak memberikan pelabelan identitas yang belum pasti, seperti penamaan Sumanti, dan juga mengenai penyiaran atau penayangan gambar dan foto yang menampakkan wajahnya. "Kita sangat berharap bahwa kondisi sangat labil pada pasien ini menjadi pertimbangan bijak pengelola media massa agar tidak menyiarkan dan menayangkan gambar dengan vulgar, karena ada sisi etika dan norma yang mestinya kita hormati dari sisi sosial-kemanusiaannya," katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006